RI Mau Kuasai Saham Proyek Baterai CATL: Tak Cukup Bermodal Nikel
Mis Fransiska Dewi
02 July 2025 13:30

Bloomberg Technoz, Jakarta – Indonesia dinilai belum cukup memiliki bekal kuat untuk menambah porsi saham BUMN di lini hilir Proyek Dragon, yang dikembangkan Indonesia Battery Corporation (IBC) bersama raksasa baterai China, Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL).
Jika terburu-buru menjadi pemegang saham mayoritas di lini hilir proyek ekosistem baterai terintegrasi senilai US$5,9 miliar tersebut, Indonesia dikhawatirkan akan terjebak sebagai penyedia bahan baku nikel dan sekadar sebagai investor saja, tanpa mendapatkan transfer teknologi yang substansial dari CATL.
Analis komoditas dan pendiri Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menjelaskan Indonesia memang memiliki sumber daya bijih nikel yang melimpah sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Akan tetapi, teknologi dan cara membuat baterai EV—khususnya sel dan paket baterai — masih didominasi oleh pemain global sekaliber CATL.
“Jika pemerintah memiliki porsi saham mayoritas, tetapi tidak memiliki kompetensi teknologi yang memadai, risiko utamanya adalah ketergantungan pada mitra asing untuk operasional, riset, dan pengembangan. Kita bisa terjebak hanya sebagai penyedia bahan baku dan investor tanpa transfer teknologi yang substansial,” kata Wahyu saat dihubungi, Rabu (2/7/2025).
