Bloomberg Technoz, Jakarta - Platform pendanaan digital, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia, mengakui perlindungan asuransi kredit yang selama ini menjadi andalan lender ternyata memiliki batasan nilai pertanggungan yang menyebabkan sejumlah pinjaman gagal bayar tidak dapat diganti sepenuhnya.
"Pendanaan di atas dilindungi dengan asuransi kredit yang memberikan perlindungan sebesar sampai dengan 75%-99% dari outstanding pinjaman yang gagal bayar, dan dapat diproses setelah gagal bayar melebihi 90 hari," tulis Akseleran dalam keterangannya, dikutip Selasa (24/6/2025).
Namun, perusahaan mengungkapkan bahwa kapasitas pertanggungan asuransi dibatasi oleh total premi yang dibayarkan, dan jumlah ini bergantung pada riwayat gagal bayar di platform.
Seiring meningkatnya jumlah pinjaman bermasalah secara bersamaan, dan dalam jumlah material, Akseleran menyebut pertanggungan yang tersedia tidak lagi mencukupi. Akibatnya, sebagian dana lender tidak dapat ditanggung oleh asuransi.
"Saat ini kami akan memaksimalkan upaya collection terhadap pendanaan-pendanaan yang gagal bayar untuk meminimalisir jumlah outstanding pinjaman gagal bayar setelah 90 hari berlalu sejak tanggal jatuh tempo pinjaman," ungkap Akseleran.
Akseleran kini nyatakan telah melakukan penagihan aktif terhadap para penerima dana, menempuh jalur hukum terhadap entitas yang terindikasi melakukan kecurangan atau tidak kooperatif, serta melaporkan kondisi ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, Akseleran tengah mencari investor untuk memberikan suntikan dana segar, dan berkomitmen untuk melakukan komunikasi berkala dengan lender ritel guna memberikan pembaruan informasi secara transparan. "Harapannya bisa ada recovery [pemulihan dana] untuk para lenders," kata CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan.
Daftar borrower Akseleran yang tunggak bayar hingga investor ketar-ketir
Kasus dugaan pinjaman gagal bayar Akseleran kembali ramai diperbincangkan usai influencer bidang investasi dan keuangan, Felicia Putri Tjiasaka, mengunggah video permintaan maaf yang ditujukan oleh lender anak perusahaan PT Akselerasi Usaha Indonesia.
Felicia menyampaikan bahwa sekalipun ia telah melakukan analisis, tetap ada risiko dan hal-hal tak terduga yang berada di luar kendalinya. "Aku minta maaf karena jadi manusia yang bisa dan sering salah," terang dia dikutip dalam video TikTok yang diunggah.
Felicia diduga pernah melakukan endorsement terhadap platform Peer-to-Peer (P2P) Lending milik Ivan Nikolas Tambunan tersebut. Namun Felicia membantah. Videonya semata hanya konten edukasi yang didasarkan pada pengalaman investasi pribadi.
Felicia pada video 2022 memberi saran investasi ke Akseleran karena saat itu di-backup oleh asuransi. Pada tahun 2021 Felicia mengunggah potensi imbal hasil (return) lebih dari 10% per tahun, dimana salah satunya melalui Fintech P2P Lending yang fokus pada pembiayaan di sektor produktif.
Dalam wawancara kepada Bloomberg Technoz, Jumat pekan lalu, Felicia mengklarifikasi bahwa dirinya juga baru tahu bahwa asuransi kredit di platform seperti Akseleran memiliki batasan, dan dalam kasus saat ini, limit tersebut sudah terlampaui sehingga banyak pinjaman tidak dapat diklaim.
"I'm trying my best untuk due diligence lah, sebisa aku dan share apa yang menurut aku sudah aku filter gitu. Terus aku juga ada share risikonya dan lain sebagainya. Walaupun kemudian memang gagal bayar itu karena asuransinya itu, ternyata aku juga baru tahu ya dari case investing sebenarnya," terang Felicia.
"Ternyata asuransi itu ada limitnya, asuransi kredit yang mereka pakai, platform-platform di depannya ada limitnya, dan limitnya itu over limit. That's why banyak pinjaman yang tidak bisa di-cover oleh asuransi, itu juga baru aku tahu kemudian. Karena aku juga nggak berhubungan sama orang dalam perusahaannya."
@felicia.tjiasaka Reply to @junotcalvinchandra ♬ Cute masterpiece arrangement like a cooking show - Single Origin Music
Felicia berinisiatif membuka Google Form untuk menghimpun data dari investor yang mengaku dananya tertahan tertahan di Akseleran. "Aku coba apalah yang aku bisa, makanya aku coba bikin Google Form, orang ngisi yang aku mau tahu sebenarnya berapa banyak yang uangnya nyangkut lah ya, kalau kasarannya begitu. Dan apakah orang cuma komen doang, atau memang beneran banyak sekali yang nyangkut gitu," tegas dia.
(prc/wep)