Logo Bloomberg Technoz

Kekhawatiran Resesi Meningkat, Rupiah Bisa Jebol Rp15.000/US$

Ruisa Khoiriyah
31 May 2023 09:11

Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)
Ilustrasi uang Rupiah. (Photo By wirestock via Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah menghadapi potensi tekanan lebih lanjut hari ini, menggenapi serial pelemahan yang sudah berlangsung selama lima hari perdagangan berturut-turut sejak pekan lalu.

Nilai tukar rupiah berhadapan dengan sentimen voting debt ceiling atau batas pagu utang Amerika Serikat (AS), ditambah kekhawatiran terhadap risiko resesi yang membesar di negeri adikuasa itu menyusul inflasi yang tak jua dingin dan bisa mendorong Federal Reserve melanjutkan kenaikan bunga. Kesemua itu membuat para pemodal menahan diri dan memilih mengamankan aset dalam dolar AS. 

Nilai tukar rupiah kemarin ditutup melemah tipis 0,1% ke level Rp14.985/US$, Selasa (30/5/2023), memperpanjangan rentang pelemahan yang sudah berlangsung selama lima hari perdagangan berturut-turut sejak 24 Mei lalu. Sementara indeks dolar AS menguat 104,18 menyusul meningkatnya kekhawatiran atas terjadinya resesi Amerika yang berpangkal dari langkah pengetatan moneter oleh bank sentral akibat inflasi yang tak jua menjinak di negara itu.

Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin mengatakan sedang mencari tanda-tanda bahwa permintaan mulai mendingin untuk meyakinkan bahwa inflasi AS akan berkurang.

"Kemungkinan besar Fed akan terus memperketat dan itu akan menyebabkan resesi," kata Shana Sissel, pendiri dan presiden Banrion Capital Management yang berbasis di Chicago, kepada Bloomberg Television. "Ini akan memakan waktu sebelum kita mulai melihat dampak nyata dari kebijakan Fed pada sistem."