Logo Bloomberg Technoz

Trader juga mengawasi laporan ekonomi terbaru, dengan kepercayaan konsumen AS turun ke level terendah dalam enam bulan terakhir karena pandangan tentang pasar tenaga kerja dan prospek kondisi bisnis merosot menjelang kesepakatan untuk menaikkan plafon utang.

Dari analisis teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan setelah breakout support MA-50. Kali ini target koreksi menuju area level Rp15.018/US$ sebagai support terkuat nilai rupiah. Adapun apabila kembali break support tersebut, berpotensi melanjutkan pelemahan ke Rp15.044/US$.

Jika nilai rupiah berhasil berbalik menguat, resistance terdekat pada level Rp14.945/US$ dan resistance selanjutnya pada level Rp14.900/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 31 Mei (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Tahun 2023 berat dan lemah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tahun ini sebagai tahun yang berat dan paling lemah, dampak dari tren bunga tinggi global terpicu inflasi yang menggila pasca pandemi mereda, akibat terjadinya krisis geopolitik dan disrupsi rantai pasok global. Pemerintah memperkirakan Indonesia bisa bangkit tahun depan dengan capaian pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3%-5,7%, setelah RI berhasil melewati perlambatan 2023. 

"Pak Gubernur (Perry Warjiyo) tidak perlu menaikan suku bunga yang bisa mematikan ekonomi, karena kita sudah melakukan pengendalian inflasi bersama-sama pemerintah untuk meng-handle beberapa faktor yang bisa menyebabkan inflasi seperti pangan dan administered price," kata Sri Mulyani, Selasa (30/5/2023).

Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah berpeluang melemah pada 2024 ke atas Rp15.000/US$.

"Memang kondisi global masih tidak menentu. Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 adalah 2,7% dan 2024 sedikit lebih tinggi di 2,8%, didukung oleh ekonomi Tiongkok, India, dan sejumlah negara-negara Asia," papar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR, Selasa (30/5/2023).

Untuk pertumbuhan ekonomi, BI memperkirakan di kisaran 4,7-5,5% pada 2024. Lebih pesimistis dibandingkan proyeksi pemerintah di 5,3-5,7%.

Akan tetapi, proyeksi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan perkiraan 2023 di rentang 4,5-5,3%.

"Dari sisi permintaan, ekspor terus tumbuh positif dengan kenaikan-kenaikan permintaan sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi meningkat," lanjut Perry.

-- dengan asistensi laporan Krizia P. Kinanti dan analisis teknikal M. Julian Fadli

(rui)

No more pages