Kurt Wagner dan Alexandra S. Levine - Bloomberg News

Bloomberg, Salah satu langkah awal yang diambil Presiden Donald Trump pada awal masa jabatan keduanya adalah memberikan penangguhan eksekusi terhadap larangan TikTok. Dua setengah bulan kemudian, ia memberikan penangguhan kedua, dan pada 18 Juni, ia menjanjikan perpanjangan ketiga.

Berdasarkan undang-undang yang disahkan Kongres pada 2024, aplikasi video populer itu terancam diblokir secara nasional mulai 19 Januari setelah perusahaan induknya asal China, ByteDance Ltd., gagal melepas kepemilikan operasional TikTok di AS demi meredakan kekhawatiran soal keamanan nasional. 

Namun sehari kemudian, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pelaksanaan aturan itu dan memberikan waktu tambahan bagi ByteDance untuk mencari pembeli. Pada 4 April, satu hari sebelum larangan kembali berlaku, ia menandatangani perintah eksekutif kedua yang memperpanjang tenggat selama 75 hari. Pada 18 Juni, ia mengumumkan rencana untuk memperpanjangnya lagi selama 90 hari.

Tak lama setelah perintah kedua Trump, ByteDance mengonfirmasi tengah bernegosiasi dengan pihak Amerika terkait rencana mempertahankan operasional TikTok di negara tersebut. Namun, pembicaraan nyaris terhenti karena perselisihan dagang antara AS dan China.