Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah memasuki tren bullish hingga nyaris menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah (All–Time–High/ATH) dengan kenaikan lebih dari 6%, Bitcoin terus melaju mengesankan di mana pada perdagangan tujuh hari sampai dengan siang hari ini melanjutkan tren kenaikan dan bertengger di Rp1,75 miliar per koin.
Bersamaan dengan sejumlah tren positif yang bersinggungan dengan Bitcoin, kapitalisasi pasar Aset Kripto global secara keseluruhan juga positif mencapai US$3,39 triliun, terus bertahan di zona Bullish.
Pada saat yang sama Ethereum ETH, Altcoin dengan kapitalisasi pasar terbesar, juga menguat dalam tujuh hari perdagangan dan terus solid di atas level US$2.760 dengan berhasil mencatat tren kenaikan nyaris 5% point–to–point.
Di sisi lain, Aset Kripto unggulan lainnya juga mengalami kenaikan signifikan dalam tujuh hari perdagangan seperti, Solana SOL yang terbang 4,11% ke harga US$160,14, Stellar XLM menguat 3,28% menjadi US$0,2763, serta Cardano ADA juga mencatatkan performa positif dengan mencatat kenaikan 2,95% (7days) menjadi US$0,6902.
Mengutip data CoinMarketcap, Kamis (12/6/2025) pukul 12:00 WIB, laju Bitcoin tengah berada pada level US$107,708 dan berhasil mengalami kenaikan 3,33% dalam tujuh hari perdagangan. Sekaligus berusaha kembali mencatat level tertinggi sepanjang sejarah dengan jejak rekor US$111.946 sebagai koin digital paling berharga di dunia.

Analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, optimisme pasar meningkat seiring perkembangan positif dalam pembicaraan dagang antara AS dan China, yang berpotensi meredakan ketegangan geopolitik, dan membuka ruang untuk risk-on kembali memberi panggung bagi aset-aset berisiko seperti kripto.
“Bitcoin tampak kembali menemukan momentumnya,” mengutip paparan Panji dalam riset terbaru yang diterbitkan, Kamis.
Menariknya, peluang Bitcoin untuk kembali mencetak rekor All–Time–High di bulan Juni masih terbuka lebar.
“Dengan latar makro dan sentimen global yang cenderung mendukung, data pekerjaan yang stabil, hingga ekspektasi inflasi yang mulai melandai saya menilai peluang Bitcoin untuk kembali mencetak rekor All–Time–High di bulan Juni masih terbuka lebar.”
Jika inflasi bergerak sesuai atau di bawah ekspektasi, dan diikuti tekanan makro ekonomi yang terus mereda, Bitcoin menyimpan potensi besar untuk mencetak rekor harga tertinggi di kisaran US$115.000 sampai dengan US$120.000 pada Juni bulan ini.
Retorika yang muncul dari Presiden AS Donald Trump pasca panggilan telepon dengan Presiden Xi mengindikasikan potensi pelonggaran ekspor dan pembukaan jalur diplomatik baru antara dua ekonomi terbesar dunia.
Secara historis, ketegangan AS–China seringkali menjadi pemicu volatilitas di pasar global— dan setiap sinyal positif akan langsung disambut pelaku pasar dengan aksi akumulasi aset berisiko tinggi seperti halnya Bitcoin.
Sentimen Aset Kripto Jelang ATH
Data Ekonomi AS Jadi Katalis Utama Minggu Ini
Minggu ini pasar akan terfokus pada rilis data inflasi AS yang dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan moneter The Fed:
Rabu, 11 Juni — CPI (Consumer Price Index)
Inflasi inti di Amerika Serikat (AS) pada Mei kembali menguat untuk bulan keempat berturut–turut. Data ini mengindikasikan Perusahaan masih mampu membatasi kenaikan harga yang ditanggung konsumen, meskipun beban tarif impor meningkat.

Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/ IHK) — tidak termasuk komponen pangan dan energi yang fluktuatif — tercatat ada kenaikan 0,1% dari April sebelumnya, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis Rabu. Dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi inti menguat 2,8%.
“Implikasi: Inflasi yang lebih tinggi bisa kembali memunculkan ketakutan terhadap pengetatan The Fed. Namun, jika hasil sejalan atau lebih rendah dari ekspektasi, BTC dan aset berisiko berpotensi menguat,” tegas Panji, hasilnya, angka inflasi AS lebih rendah ketimbang prediksi.
Kamis, 12 Juni — PPI (Producer Price Index)
Konsensus:
PPI Headline ada kenaikan ke 2,6% YoY dari sebelumnya 2,4%.
Core PPI diprediksi melambat ke 3% dari 3,1%.
Mengapa penting: PPI sering menjadi indikator awal pergerakan CPI. Data PPI yang lebih lunak bisa memperkuat harapan bahwa tekanan inflasi mulai mereda.
Bitcoin: Investasi High Risk High Return
Dalam kesempatan terpisah, Panji juga mengingatkan catatan penting, investor diharapkan tidak FOMO melihat kenaikan yang fantastis, tentunya dianjurkan untuk melakukan riset kembali.
“Penting juga untuk terus memantau berita dan tren pasar. Sementara, memperhatikan pergerakan Bitcoin untuk mendapatkan wawasan tentang potensi pergerakan harga, serta kewaspadaan juga penting mengelola risiko dalam pasar Aset Kripto yang volatil,” jelas Panji.
Sebagai tambahan, Bitcoin adalah salah satu instrumen yang berisiko tinggi karena bisa turun–terus menguat dalam hitungan detik, menit, hingga jam, seperti roller coaster.
John Coffee, seorang Profesor di Columbia Law School, terus mengingatkan– Bitcoin semakin bergerak liar. Atas dasar itulah risiko menempatkan dana sebagai investasi di aset digital, semakin tinggi, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Sebelumnya, Ulrich Bindseil, dan Juergen Schaaf— dari Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ ECB) memberi komentar atas Bitcoin. Mata uang digital adalah berisiko untuk semua pihak.
(fad/aji)