Praktisi migas Hadi Ismoyo, yang juga Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), juga mengatakan kabar ketertarikan sejumlah big oil untuk kembali ke hulu migas RI perlu disambut baik
“Namun, jangan bergembira dahulu. Mereka baru menyatakan ketertarikannya untuk kembali ke Indonesia, dan belum secara masif melakukan kegiatan eksplorasi drilling,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (20/5/2025).
Untuk itu, lanjutnya, publik harus menunggu sementara waktu sampai perusahaan-perusahaan besar tersebut benar-benar terbukti mengikuti tender wilayah kerja (WK) eksplorasi dan melakukan kegiatan seismik serta pengeboran di WK tersebut.
Sembari menunggu kepastian tersebut, Hadi menyarankan kepada Pemerintah Indonesia untuk secara paralel berbenah agar perusahaan-perusahaan global tersebut benar-benar masuk dan melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi (E&P) di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah mesti menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah (PR) yang selama ini perlu diperbaiki di sektor hulu migas.
“Seperti soal data G&G cekungan migas yang terintegrasi, fiscal term yang menarik, rezim perpajakan yang simpel, serta birokrasi dan perizinan yang mudah dan terukur; bebas dari premanisme dan orang-orang yang tidak berkepentingan,” ujarnya.
Menurut Hadi, dari keempat aspek tersebut, persoalan kebijakan fiskal serta data geologi dan geofisika (G&G) cekungan migas yang terintegrasi sudah cukup memadai dan dibenahi pemerintah.
Akan tetapi, persoalan rezim perpajakan serta birokrasi dan perizinan masih membutuhkan perbaikan.
“Pemerintah harus menyelesaikan ini semua, memangkas birokrasi, meningkatkan koordinasi—baik vertikal maupun horizontal — semua pemangku kepentingan yang terkait E&P, dan tidak terbatas kepada Pemda I dan II,” tegasnya.
Berdasarkan Laporan Kinerja Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2024, realisasi investasi hulu migas pada tahun lalu mencapai US$15,33 miliar, naik 18% dari capaian sebelumnya senilai US$12,92 miliar.
Akhir-akhir ini, sederet big oil atau raksasa migas global dilaporkan tertarik untuk kembali masuk ke investasi hulu migas di Indonesia, setelah beberapa tahun sebelumnya memutuskan hengkang.
TotalEnergies SE berniat kembali berinvestasi di sisi hulu migas Indonesia, setelah pada 2018 sempat hengkang di Blok Mahakam.
Raksasa migas Prancis itu dikabarkan tengah menjajaki peluang akuisisi (farm in) 25% hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas eksplorasi Bobara, yang kini tengah dioperasikan oleh Petroliam Nasional Berhad atau Petronas Bhd.
Dua sumber Bloomberg Technoz yang mengetahui proses farm in tersebut menyebutkan, penjajakan akuisisi bagian PI itu turut dilakukan TotalEnergies bersama dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Tidak hanya Total, Chevron Corp juga disebut ingin kembali masuk dan mengelola aset hulu migas di Indonesia setelah berpengalaman mengelola Blok Rokan.
Kabar tersebut juga dikonfirmasi oleh Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, yang menyebut raksasa migas Amerika Serikat (AS) itu mengincar salah satu dari 30 WK migas yang akan dilelang kementerian tahun ini.
"Salah satu pemain global [yang ikut lelang tersebut] adalah Chevron. Iya, mungkin mereka juga akan kembali, karena mereka juga cukup lama [beroperasi di Indonesia sebelumnya] dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas,” kata Yuliot, Jumat pekan lalu.
Kabar terbaru, Shell Plc juga sedang melirik peluang untuk kembali ke hulu migas Indonesia setelah hengkang dan melepas PI-nya di Blok Masela.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan rencana Shell itu telah disampaikan ke Tim Eksplorasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
“Iya, kebetulan [niatan Shell telah] disampaikan ke Tim Eksplorasi SKK Migas. Tim SKK Migas kemudian menyampaikannya ke saya,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, dikutip Selasa (20/5/2025).
Nanang menyebut raksasa energi asal Eropa itu saat ini tengah memasuki tahap evaluasi minat area bersama tim SKK Migas. “Shell cari wilayah yang kemungkinan dapat giant discovery,” ujarnya.
(mfd/wdh)


































