Disusul yen yang naik nilainya 0,78% juga dolar Taiwan dan ringgit Malaysia, dolar Singapura serta rupee India.
Penguatan mata uang Asia juga sejalan dengan indeks dolar AS yang hari ini melandai ke kisaran 100,4.
Rupiah melemah hanya bersama peso, dolar Hong Kong dan yuan.
Saham diburu, SUN dilepas
Pelemahan rupiah hari ini, kontras dengan penguatan indeks saham. IHSG yang dibuka melompat naik hingga lebih dari 1% pagi tadi, saat ini makin melaju menuju level psikologis 7.000. Kenaikan indeks saham sudah mencapai 2,1% jelang penutupan setengah jam lagi.
Sedangkan di pasar surat utang, mayoritas tenor memperlihatkan kenaikan tingkat imbal hasil sampai sore ini, mengindikasikan adanya tekanan harga. Hal itu sepertinya juga tidak terlepas dari sentimen pasar surat utang global di mana sejak tercapainya kesepakatan Jenewa, yield US Treasury kembali melejit hingga menyentuh 4% untuk tenor pendek.
Di pasar fixed income, para investor terlihat melanjutkan pola transaksi defensif dengan memborong tenor pendek. Yield SUN 2Y terpangkas 6,4 bps ke level 6,332%. Sementara tenor lain mencatat kenaikan di antaranya tenor 1Y naik 4,3 bps, lalu tenor 5Y juga naik 5,1 bps, disusul tenor 10Y yield-nya naik 4,4 bps dan 15Y naik 1,1 bps.
Hari ini, Bank Indonesia merilis hasil survei terbaru penjualan eceran yang menunjukkan daya dorong musiman sudah berakhir dan mungkin membayangi kinerja konsumsi domestik ke depan.
Indeks Penjualan Riil pada bulan lalu diperkirakan terkontraksi alias tumbuh negatif, baik secara bulanan maupun tahunan.
Secara bulanan, setelah penjualan ritel mencetak pertumbuhan 13,9% pada Maret dibanding capaian bulan sebelumnya, maka pada April begitu tidak ada momentum belanja besar konsumen, lajunya ambles hingga turun 6,9% month-on-month (mom). Itu menjadi kontraksi bulanan terbesar pascalebaran sejak 2023 silam.
Sedangkan menghitung laju tahunan, penjualan ritel pada April juga terkontraksi 2,2% year-on-year (yoy). Ini menjadi kontraksi penjualan eceran pertama dalam setahun, sejak terakhir terjadi pada April 2024 usai lebaran tahun tersebut.
Data itu memperlihatkan, penjualan eceran di Indonesia memasuki musim paceklik sampai nanti ada momentum liburan lagi yang cukup panjang seperti saat libur anak sekolah, libur Natal dan Tahun Baru atau periode belanja besar untuk sektor tertentu seperti saat persiapan tahun ajaran baru anak sekolah pada pertengahan tahun.
(rui)




























