Logo Bloomberg Technoz

Oleh karena itu, Komdigi lantas menuntut TFH untuk menjelaskan soal keamanan data biometrik pengguna khususnya pengumpulan data retina dan retina code, serta kepatuhan mereka terhadap kewajiban registrasi sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

"Di sini kami tegaskan bahwa hasil klarifikasi ini akan dibahas secara internal dan ditindaklanjuti melalui analisis teknis atas aplikasi serta peninjauan kebijakan privasi dari Tools for Humanity," jelas Alexander.

Saat ini, TFH sudah menghentikan seluruh aktivitas pemindaian retina mereka yang sebelumnya dilakukan oleh 6 operator mereka di Indonesia, termasuk di daerah Bekasi, dan Depok.  Nantinya, keputusan resmi dan hasil evaluasi dari World ini akan diumumkan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, Komdigi menegaskan jika ditemukan pelanggaran atau risiko kebocoran data, pihaknya akan mengambil langkah tegas. "Kalau memang berisiko terhadap kebocoran data dan sebagainya, kita pasti akan mengambil langkah tegas untuk melindungi data-data pribadi masyarakat yang sudah mereka rekam," pungkasnya.  

Sebagaimana diketahui, World App di Indonesia sendiri aplikasi ini sempat memicu perdebatan publik karena menawarkan imbalan sebesar Rp800.000 kepada pengguna yang bersedia memberikan data retina mata.

Meski pengembang World App mengklaim bahwa data biometrik tidak disimpan setelah proses verifikasi dan hanya digunakan untuk menciptakan "proof of personhood" anonim, tetapi. banyak pihak menilai bahwa tingkat transparansi dan kontrol yang diberikan kepada pengguna masih sangat terbatas.

(prc/roy)

No more pages