Khusus bagi IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, hilirisasi batu bara bersifat wajib dan menjadi salah satu syarat mendapatkan perpanjangan izin.
Mandatori hilirisasi batu bara juga termaktub di dalam Peraturan Pemerintah No. 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara di dalam Pasal 124, Pasal 125, dan Pasal 126 ayat (2).
Pada kesempatan terpisah, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu memaparkan potensi investasi dari proyek hilirisasi batu bara sepanjang 2023—2040 mencapai US$31,82 miliar (sekitar Rp522,64 triliun).
Adapun, menurut Todotua, konsep hilirisasi batu bara yang akan menjadi fokus pemerintah adalah coal regasification yang akan mengubah bentuk batu bara itu sendiri menjadi produk gas, seperti dimethyl ether (DME).
Proyek ini, lanjutnya, juga akan menjembatani permasalahan optimasi tambang batu bara di dalam negeri, yang kebanyakan berlokasi di kawasan terpencil atau sulit dijangkau.
“Apabila sudah menjadi produk gas, tentunya banyak proses yang bisa kita lakukan karena gas itu sendiri bisa kita manfaatkan sebagai sumber energi. Terlebih, sampai saat ini, kita tahu salah satu sumber untuk mendapatkan energi murah adalah dari batu bara, tetapi di situ ada tantangan ESG dan green economy,” ujarnya di agenda Mining Forum 2025, medio Maret.
Hilirisasi batu bara di Indonesia juga diyakininya akan membuka 23.160 serapan tenaga kerja, meningkatkan ekspor senilai US$11,3 miliar, dan memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sejumlah US$2,26 miliar.
Menurut Todotua, ke depannya, penggunaan produk hilir batu bara sebagai sumber energi juga akan mendorong Indonesia masuk ke masifikasi industrialisasi dan manufaktur.
“[Melalui hilirisasi batu bara], kita bisa memiliki strategi kompetitif yang jauh lebih baik,” tegasnya.
Berikut progres hilirisasi batu bara dari 7 perusahaan pemegang IUPK:
PT Arutmin Indonesia
- Produk hilirisasi : Metanol dan Amonia
- Kapasitas input batu bara : 6 juta ton/tahun (dari Blok Sarongga)
- Rencana investasi : US$2,7 miliar
- Kapasitas output produk : 2,95 juta ton/tahun
PT Kaltim Prima Coal
- Produk hilirisasi : Metanol
- Kapasitas input batu bara : 6,5 juta ton/tahun
- Rencana investasi : US$2,17 miliar
- Kapasitas output produk : 1,8 juta ton/tahun
PT Adaro Indonesia
- Produk hilirisasi : Metanol dan DME
- Kapasitas input batu bara : 6,75 juta ton/tahun (dari Pit Wara-1 dan Pit Wara-2)
- Rencana investasi : Metanol (US$2,61 miliar) atau DME (US$2,83 miliar)
- Kapasitas output produk : Metanol (2 juta ton/tahun) atau DME (1,34 juta ton/tahun)
PT Kideco Jaya Agung
- Produk hilirisasi :
- Tahap Komersial I : Listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas / PLTMG)
- Tahap Komersial II : Ammonia - Urea
- Kapasitas input batu bara :
- PLTMG : 56.835 ton/tahun
- Ammonia - Urea : 566.062 ton/tahun
- Rencana investasi :
- PLTMG : US$11,17 juta
- Ammonia - Urea : US$244,23 juta
- Kapasitas output produk :
- PLTMG : 6 MW
- Rencana Ammonia : 100.000 ton/tahun atau Urea : 172.000 ton/tahun
PT Multi Harapan Utama
- Produk hilirisasi : Semikokas
- Kapasitas input batu bara : 1 juta ton/tahun (dari Pit Belumpur dan Pit South Sentuk, Blok Gitan)
- Rencana investasi : US$81,3 juta
- Kapasitas output produk :
- Produk utama: Semikokas (552.000 ton/tahun)
- Produk samping: Coal Tar (100.000 ton/tahun) dan COG (200.000 MWh/tahun)
PT Tanito Harum
- Produk hilirisasi : Semikokas
- Kapasitas input batu bara : 300.000 ton/tahun (dari Blok Sukodadi, Pondok Labu, dan Central Busang)
- Rencana investasi : US$42,23 juta
- Kapasitas output produk : Semikokas (150.000 ton/tahun)
PT Berau Coal
- Produk hilirisasi : Metanol
- Kapasitas input batu bara : 3,49 juta ton/tahun dari Blok Binungan 10
- Rencana investasi : USD$774,80 juta
- Kapasitas output produk : 940.000 ton/tahun
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi
(wdh)