Pergerakan indeks saham yang menghijau setelah guncangan yang terjadi beberapa hari terakhir sampai-sampai menyalakan circuit breaker dalam perdagangan Senin kemarin, juga berlangsung di tengah pergerakan mata uang yang cenderung lebih kalem.
Yen Jepang masih menguat 0,21%, masih menjadi incaran safe haven asset oleh modal global. Begitu juga won yang menguat 0,12% pagi ini.
Lanskap pasar global sejatinya masih sangat volatile.
Trump telah mengeluarkan ancaman baru menanggapi tarif balasan Tiongkok. Ia mengancam akan mengenakan tarif impor tambahan sebesar 50% terhadap China, sembari mempersiapkan negosiasi dengan Jepang dan Israel, yang membuat pasar kesulitan memahami niatnya atas rencana tarifnya yang luas.
Pasar saham berfluktuasi liar pada Senin (7/4/2025) saat Trump mengunggah berbagai pembicaraan dengan mitra dagang ke akun media sosialnya.
Volatilitas semakin melonjak setelah laporan keliru tentang kesediaan presiden untuk mempertimbangkan jeda tarif menyeluruh, yang dibantah oleh Gedung Putih.
Ucapan Trump tersebut merupakan sinyal bahwa ia bersedia menghadiahi negara-negara yang mengambil pendekatan damai dan menghukum mereka yang berniat membalas tarif AS.
Indeks saham di Wall Street masih ditutup merah meski Nasdaq ditutup naik tipis 0,1%. Namun, dinamika di pasar surat utang AS, Treasury, memberikan perubahan narasi yang super cepat yang harus dicerna oleh pasar.
Yield 10Y yang sempat turun di bawah 4%, kini kembali menapak naik hingga 18,3 bps pagi ini menyentuh 4,180% di kala para traders memprediksi Federal Reserve, bank sentral AS, akan memangkas bunga acuan lebih cepat dan lebih banyak pada tahun ini sebagai 'pertolongan' terhadap perekonomian yang potensial terkontraksi.
(rui)































