"Ekspor minyak sawit Indonesia ke AS terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Sebelumnya hanya sekitar 1 juta ton sekarang sudah di atas 2 juta ton. Bahkan pada 2023 sampai 2,5 juta ton dan turun menjadi 2,2 juta ton pada 2024. Artinya ini pasar bagus," ujar Eddy kepada Bloomberg Technoz.
Selain itu, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) juga akan mengikuti pertemuan yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Apsyfi Farhan Aqil dan dewan penasihat.
Ketua Umum Apsyfi Redma Gita Wiraswasta mengatakan setidaknya memiliki tiga masukan ihwal tarif resiprokal Trump. Pertama, kebijakan tarif resirpokal intinya untuk mengurangi defisit perdagangan AS termasuk dengan Indonesia. Hal ini bisa terjadi jika ekspor Indonesia ke AS turun atau impor Indonesia dari AS naik.
Bagi sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), porsi pasar AS besar sehingga ekspor yang turun akan mengakibatkan penurunan kinerja bahkan bisa berujung Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sehingga, Apsyfi melihat alternatifnya harus menaikkan impor dari AS. Dalam kaitan itu, AS memfasilitasinya dengan aturan 20% komponen dari Negeri Paman Sam agar bisa mendapatkan pengurangan tarif.
Kedua, sektor TPT dalam keadaan industri normal biasanya mengimpor kapas sekitar US$600 juta dan porsi kapas AS adalah 50%.
Dalam 3 tahun terakhir - karena utilisasi industri TPT hanya 45% - impor impor kapas Indonesia hanya US$300 juta dan dari AS hanya US$138 juta.
Hal ini bisa menjadi tawaran negosiasi jika Indonesia kembali mengimpor kapas dari AS lebih banyak untuk mencapai 20% komponen dari Negeri Paman Sam.
"Agar bisa mencapai importasi kapas dari AS lebih besar perlu dilakukan pengetatan importasi benang, kain dan pakaian jadi yang mencapai US$5 miliar dan pemberantasan importasi ilegal yang mencapai US$2 miliar," ujar Redma kepada Bloomberg Technoz.
Ketiga, pengetatan dan pemberantasan importasi ilegal juga diperlukan untuk mengantisipasi dijadikannya Indonesia sebagai pasar buangan produk negara lain yang terhambat masuk ke AS. "Hal ini juga diperlukan untuk mencegah terjadinya praktik transhipment."
Menyitir dokumen undangan yang dilihat Bloomberg Technoz, daftar Kabinet Merah Putih yang dijadwalkan menghadiri agenda tersebut adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Perdagangan Budi Santoso; Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno; Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu; dan Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.
Sementara, daftar pejabat lainnya yang diundang adalah US-ASEAN Business Council; American Chamber of Comnmerce in Indonesia; dan asosiasi usaha.
Agenda tersebut dijadwalkan untuk digelar dengan dua skema, yakni luring dan daring. Sebanyak 6 asosiasi usaha rencananya hadir secara luring dan sisanya mengikuti secara daring.
Airlangga pada Minggu (6/4/2025) memang sudah menyampaikan akan bertemu asosiasi pelaku usaha dalam forum sosialisasi dan penjaringan masukan terkait kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat.
“Besok [Senin (7/4/2025)] seluruh industrinya akan diundang untuk mendapatkan masukan terkait dengan ekspor mereka dan juga terkait dengan hal-hal yang perlu kita jaga terutama sektor padat karya,” ujar Airlangga dalam siaran pers.
(dov/del)































