Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah diperkirakan akan bergerak lebih volatile dalam perdagangan di pasar spot pada hari ini, menanti perkembangan laporan keuangan negara atau APBNKita yang sudah lama ditunggu oleh para pelaku pasar.

Lanskap global sejatinya lebih positif pasca data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) Amerika Serikat (AS) tadi malam diumumkan dengan angka lebih rendah ketimbang perkiraan. Arus beli di pasar ekuitas yang kembali marak, menandai sentimen risk-on mungkin kembali menyala. 

Hanya saja, respon pasar surat utang AS, Treasury, yang cenderung stagnan, mungkin menjadi sinyal masih tingginya ketidakpastian yang melingkupi pasar global.

“Meskipun data inflasi terbaru memberikan sedikit kelegaan, ketidakpastian masih tinggi karena kebijakan perdagangan bisa berdampak pada inflasi ke depan,” ujar Oscar Munoz dan Gennadiy Goldberg dari TD Securities, dilansir dari Bloomberg News.

Dalam kondisi seperti itu, para pelaku pasar global masih cenderung memperkirakan kebijakan bunga acuan Federal Reserve akan dipertahankan di level saat ini, dalam pertemuan pekan depan. Para traders memperkirakan, bunga acuan The Fed baru akan dipangkas pada Juni nanti.