Logo Bloomberg Technoz

Sedang, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melemah 1 poin atau setara dengan kehilangan 0,51% ke level Rp197/saham hingga pukul 14.30 WIB. Saham WIKA bahkan sempat menyentuh level terendah di Rp193/saham setelah dibuka dengan kenaikan terbaiknya di level Rp206/saham pada pembukaan pagi tadi.

Anak usahanya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) juga melemah 1 poin atau setara dengan tekanan 1,82% ke level Rp54/saham. 

Erick Thohir memandang rencana pengurangan jumlah BUMN Karya dari tujuh perusahaan sebelumnya dan akan menjadi 3 entitas masih berjalan sesuai perhitungan. Namun, dalam kurun dua hingga tiga  bulan ke depan, jumlah tersebut dapat makin susut  hingga menjadi satu entitas.

Utang BUMN sektor infrastruktur berlipat-lipat kenaikannya dalam tujuh tahun terakhir (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

“Bukan tidak mungkin efisiensi merger BUMN Karya akan berlanjut, dari tiga menjadi dua (entitas), atau bahkan satu (entitas). Tentu, hal ini masih memerlukan kajian lebih lanjut,” paparnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Erick juga menilai bahwa dengan adanya Rancangan Undang-undang (RUU) BUMN terbaru yang sudah disahkan DPR RI, proses merger dapat berlangsung lebih cepat.

“Dulu, merger bisa memakan waktu hingga tiga tahun karena harus melalui banyak kementerian. Jika regulasi yang baru diterapkan, prosesnya diharapkan lebih cepat,” jelasnya.

Pemerintah mendorong konsolidasi BUMN Karya agar perusahaan memiliki fokus yang lebih jelas dan tidak bersaing di bagian yang sama. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kondisi keuangan Perusahaan Konstruksi milik negara.

Pengerjaan infrastruktur jalan tol ruas Jakarta-Serpong. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)

Sejauh ini, pemerintah telah menyusun rencana awal terkait spesialisasi perusahaan hasil merger, antara lain adalah Hutama Karya dan Waskita Karya akan menangani proyek jalan tol, infrastruktur jalan non-tol, serta bangunan institusional dan komersial.

Pada bagian lain, Wijaya Karya dan PT PP akan fokus pada infrastruktur pelabuhan dan bandara, serta tetap mengelola sektor residensial karena masih memiliki aset-aset terkait.

Kemudian, Adhi Karya dan Nindya Karya akan berperan dalam pembangunan infrastruktur air dan jalur kereta.

(fad/wep)

No more pages