Logo Bloomberg Technoz

Nyaris keseluruhan kumpulan saham mencatat pelemahan. Paling dalam adalah saham-saham infrastruktur, saham energi, dan saham transportasi dengan runtuh mencapai 3,93%, 3,18%, dan 2,96%. Menyusul saham properti dan saham barang baku yang masing-masing melemah 1,95%, dan 1,84%.

Tidak hanya IHSG, Bursa Asia lainnya juga terbenam di zona merah bersama IHSG. SENSEX (India), Hang Seng (Hong Kong), PSEI (Filipina), Shenzhen Comp (China), CSI 300 (China), Straits Time (Singapura), Topix (Jepang), Shanghai Composite (China), dan KLCI (Malaysia), yang terpangkas amat signifikan dengan masing-masing drop 1,31%, 1,06%, 0,82%, 0,49%, 0,46%, 0,37%, 0,15%, 0,12%, dan 0,06%.

Dengan itu, IHSG menjadi yang paling parah dengan ambles 1,75%.

Sementara itu, SETI (Thailand), Kospi (Korea Selatan), TW Weighted Index (Taiwan), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), berhasil menguat dengan kenaikan %, %, %, dan %.

Sentimen yang mewarnai laju Bursa Asia hari ini datang dari global usai dimulainya perang dagang yang makin tak bisa dihindari.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan penerapan tarif impor AS untuk komoditas baja dan aluminium sebesar 25%. Mengutip Bloomberg, kebijakan itu disebut akan resmi berlaku mulai 4 Maret nanti.

Langkah Trump ini menyusul tarif baru sebesar 10% untuk barang-barang dari China; pungutan 25% untuk Kanada dan Meksiko yang saat ini dihentikan sementara; dan rencananya mengenakan bea masuk pada negara-negara lain.

Begini Respons Powell Soal Wacana Pemecatan Oleh Trump (Bloomberg)

Trump juga menegaskan kembali ancamannya memungut tarif balasan terhadap negara-negara yang memasang tarif terhadap impor AS. Dia mengatakan bahwa tarif itu mungkin diumumkan dalam dua hari ke depan, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Pasar saham juga dibayangi oleh penantian dan wait and see akan pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve (Bank Sentral AS/ The Fed), yang dijadwalkan akan memberikan kesaksian di Senat AS pada Selasa.

“Data inflasi, kesaksian Powell di kongres, dan tarif siap mendorong 'cerita' pasar,” kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Survei Keyakinan Konsumen Januari 2025. Hasilnya, Konsumen Indonesia tetap optimistis, namun optimisme itu meredup dalam memandang perekonomian saat ini hingga beberapa bulan mendatang.

Pada Selasa, BI merilis hasil Survei Konsumen Januari 2025. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Januari tercatat di 127,2.

Keyakinan Konsumen Survei Bank Indonesia (Bloomberg)

IKK di atas 100 menandakan Konsumen masih optimistis dalam melihat perekonomian saat ini hingga 6 bulan ke depan.

Namun, dengan catatan, IKK di Januari sedikit turun dibandingkan dengan Desember 2024 yang mencapai 127,7. Artinya, optimisme konsumen sedikit melambat.

IKK terdiri dari 2 komponen pembentuk. Pertama adalah Indeks Ekonomi Saat ini (IKE) yang pada Januari sebesar 113,5. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yakni 116.

Namun yang kedua, yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), pada Januari tercatat 140,8. Membaik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 139,5.

(fad)

No more pages