Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) merespons kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi di sejumlah wilayah dengan mempercepat ekspansi jaringan gas rumah tangga (jargas). Perusahaan juga membuka kembali program reaktivasi pelanggan untuk mempermudah akses masyarakat terhadap energi yang lebih stabil dan efisien.
“Sebagai bagian dari ekosistem energi nasional, PGN terus menjalankan perannya dalam menyediakan gas bumi bagi masyarakat yang telah memiliki akses jaringan pipa gas. Dalam beberapa hari terakhir, penyaluran gas bumi untuk sektor rumah tangga masih stabil karena pelanggan eksisting menggunakannya untuk kebutuhan normal sehari-hari,” ujar Corporate Secretary PGN, Fajriyah Usman kepada Bloomberg Technoz, Sabtu (8/2).
Guna menjawab kebutuhan energi rumah tangga yang semakin meningkat, terutama di tengah kelangkaan LPG 3 kg, PGN menghidupkan kembali program reaktivasi pelanggan yang sebelumnya berhenti berlangganan. Program ini menawarkan keringanan biaya pemasangan kembali, sehingga masyarakat bisa lebih mudah kembali menggunakan jargas. Selain itu, PGN juga membuka pendaftaran pelanggan baru yang dapat dilakukan secara online.
Kelangkaan LPG dan kebijakan pembatasan penjualan eceran mendorong PGN untuk mempercepat ekspansi jargas sebagai alternatif energi rumah tangga yang lebih stabil dan ekonomis. Saat ini, PGN mengelola lebih dari 800.000 sambungan rumah tangga dan menargetkan tambahan sekitar 200.000 sambungan baru pada 2025 di wilayah-wilayah distribusi PGN yang tersebar di Sumatera dan Jawa.
“PGN siap mendukung pemerintah untuk memastikan jargas dapat menjangkau lebih banyak rumah tangga. Ini sejalan dengan upaya meningkatkan ketahanan energi nasional,” kata Fajriyah.
Untuk mendukung percepatan pembangunan jaringan gas rumah tangga, PGN telah menyiapkan berbagai program investasi di tahun 2025. Perusahaan akan membangun sambungan rumah tangga baru melalui penetrasi di jaringan pipa eksisting maupun pembangunan infrastruktur baru.
Namun, Fajriyah mengakui bahwa ekspansi jargas menghadapi berbagai tantangan, termasuk ketersediaan infrastruktur yang menghubungkan sumber pasokan dengan pelanggan, perizinan daerah, ketersediaan pasokan gas, serta daya beli masyarakat yang berbeda-beda.
PGN dan pemerintah bahu-membahu dalam pengembangan jargas sebagai alternatif LPG 3 kg. Pemerintah juga memberikan insentif berupa harga khusus pasokan gas serta pembebasan beberapa biaya atau iuran untuk proyek jargas yang didanai APBN.
PGN juga memastikan harga gas bumi tetap kompetitif dibandingkan LPG bersubsidi. Tarif jargas ditetapkan berdasarkan ketentuan BPH Migas dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat di setiap wilayah.
“Rata-rata harga gas bumi untuk jargas masih lebih murah dibandingkan LPG non-subsidi. Secara historis, harga gas bumi juga lebih stabil dibandingkan bahan bakar lainnya, termasuk LPG,” jelas Fajriyah.
Dengan harga yang lebih terjangkau dan pasokan yang lebih stabil, PGN optimistis masyarakat akan semakin tertarik beralih ke gas bumi sebagai sumber energi utama di rumah tangga mereka.
(lav)