Melihat Suasana Mal di Tengah Fenomena Rojali
Andrean Kristianto
28 July 2025 16:01
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) membeberkan omzet pengusaha pusat perbelanjaan atau mal bakal merosot dibandingkan tahun lalu imbas maraknya fenomena "Rojali" seiring melemahnya daya beli masyarakat.
Rojali merupakan singkatan dari rombongan jarang beli dan dianggap merugikan para pelaku usaha. Istilah rojali merujuk pada fenomena masyarakat yang datang ke mal, tetapi bukan untuk berbelanja. Fenomena ini membuat mal terlihat ramai pengunjung, tetapi transaksinya minim.
Baca Juga
Dia menyebut pertumbuhan industri pusat belanja tahun ini kurang dari 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara APPBI menargetkan sebanyak 20%-30% di tahun ini.
“Kenaikan trafik hanya 10%. Sebetulnya target kita kan 20%-30% kenaikannya dibandingkan dengan tahun lalu,” ujar Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Menurutnya, hal itu disebabkan karena daya beli masyarakat yang semakin berkurang karena kondisi ekonomi. Bagi kelas menengah ke bawah menjadi lebih selektif dalam berbelanja dengan membeli produk dengan harga satuan.
Sedangkan menurut Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansyah mengatakan, industri Food and Baverage (F&B) sekarang ini mengalami lonjakan omzet lantaran adanya fenomena 'Rojali' (rombongan jarang beli).
Berdasarkan data Colliers Indonesia, Food and Beverages (F&B) menjadi sektor yang memiliki peran penting untuk menaikkan tingkat keterisian di pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia di sepanjang semester I-2025.
Saat ini, sektor makanan dan minuman menyangga sekitar 41,2% dari okupansi pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta pada Semester I-2025. Sementara itu, sektor fashion dan apparel menyumbang sekitar 22,1% dari tingkat keterisian mal.
(dre/ain)



























