Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Pengusaha Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) merespons pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menyebut negara dirugikan lantaran ekspor batu bara Indonesia selama ini tidak mengacu pada patokan harga batu bara acuan (HBA).

Wakil Ketua Umum Aspebindo Fathul Nugroho mengatakan memang benar selama ini eksportir batu bara lebih mengacu pada harga di Indonesia Coal Index (ICI) alih-alih HBA.

Dia juga tidak menampik penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dalam bentuk royalti pernah menurun ketika harga batu bara di ICI lebih tinggi dari HBA. Akan tetapi, hal tersebut hanya merupakan dampak dari mekanisme pasar.

“Ada kalanya eksportir juga harus membayar royalti lebih besar ketika harga di ICI lebih rendah dibandingkan dengan HBA. Opini mengenai apakah selama ini harga kita ‘dimainkan atau ditentukan’ oleh negara lain menjadi rendah sebenarnya [tidak sepenuhnya benar],” ujarnya saat dihubungi, Kamis (6/2/2025). 

Fathul Nugroho mengelaborasi selama ini transaksi ekspor batu bara bersifat business to business (b2b), dengan harga yang mengacu pada ICI.