Pelemahan pasar tidak hanya berdampak pada indeks secara keseluruhan, tetapi juga memukul berbagai sektor, terutama yang berorientasi ekspor.
"Hampir semua sektor terkena dampaknya, terutama komoditas dan manufaktur yang bergantung pada pasar global," kata Fajar.
Sebaliknya, ada beberapa sektor yang relatif lebih tahan terhadap tekanan eksternal, seperti sektor konsumsi dan teknologi.
"Biasanya, dalam kondisi ketidakpastian, saham sektor konsumsi cenderung lebih defensif karena permintaannya tetap stabil," tambahnya.
Meskipun tekanan terhadap IHSG masih kuat, Fajar melihat ada peluang teknikal rebound dalam waktu dekat. Namun, volatilitas pasar yang tinggi membuat investor perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
"Strateginya adalah mempertimbangkan masuk ke money market terlebih dahulu, mengingat volatilitas pasar saham dan obligasi masih cukup tinggi," sarannya.
Bagi investor yang ingin tetap berinvestasi di pasar saham, pilihan strategi bergantung pada profil risiko masing-masing.
"Jika konservatif, bisa mengoleksi saham-saham defensif seperti sektor konsumsi. Namun, jika investor memiliki profil risiko agresif, bisa melakukan averaging down pada saham yang sudah terkoreksi dalam," pungkas Fajar.
Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi, investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan pasar dan menerapkan strategi investasi yang sesuai dengan toleransi risikonya.
(rtd/roy)































