Sementara itu, Presiden Donald Trump mengusulkan agar pengungsi Palestina ditempatkan di Yordania atau Mesir, namun ide ini langsung ditolak oleh kedua negara. "Yordania adalah untuk warga Yordania, dan Palestina adalah untuk warga Palestina," tegas Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi. Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa pemindahan warga Palestina, baik sementara maupun permanen, hanya akan memperburuk konflik di kawasan dan menghambat upaya perdamaian.
Kesepakatan antara Israel dan Hamas mencakup pembebasan 33 sandera sebagai ganti ratusan tahanan Palestina yang ditahan Israel, serta penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza. Hamas telah membebaskan tujuh sandera perempuan, empat di antaranya adalah tentara, sementara Israel membebaskan hampir 300 tahanan Palestina.
Namun, ketegangan tetap membayangi. Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan dengan tidak menyerahkan daftar sandera yang masih hidup sesuai tenggat waktu pada Sabtu (25/01/2025). Hamas juga mengadakan seremonial di Gaza untuk menunjukkan kekuatan militernya, di mana tiga tentara Israel yang dibebaskan diserahkan secara publik.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 47.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan. Kebanyakan dari dua juta warga Palestina di Gaza telah kehilangan tempat tinggal, dengan infrastruktur wilayah yang hancur parah akibat konflik ini.
(bbn)
