Logo Bloomberg Technoz

Ulasan Terbaru Saham GOTO, Potensi Upside Masih Besar

Redaksi
24 December 2024 07:31

Ilustrasi Goto. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Goto. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diprediksi masih memberikan potensi peningkatan harga (upside) dalam jangka panjang seiring dengan penguatan kinerja dalam beberapa kuartal terakhir di tengah tren kenaikan saham-saham teknologi global. 

Analis pasar modal melihat pergerakan harga saham perusahaan teknologi raksasa di Kawasan Asia Tenggara juga merangkak naik di sepanjang semester II-2024. 

Gani, Analis Riset Ciptadana Sekuritas, mengatakan tren kenaikan saham perusahaan teknologi Asia Tenggara di semester II-2024 tidak terlepas dari adanya kebijakan moneter yang lebih akomodatif yakni pemangkasan suku bunga acuan dan perbaikan profitabilitas.  

“Baik Sea, Grab maupun GOTO konsisten mencatatkan perbaikan profitabilitas terutama dari sisi operasionalnya,” katanya dikutip di Jakarta, Selasa (24/12). 

“Namun dibandingkan dengan Sea dan Grab secara historis, kenaikan harga saham GOTO masih relatif terbatas sehingga memberikan potensi upside yang lebih tinggi.” kata Gani.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak 3 Juni sampai 20 Desember 2024, harga saham GOTO naik 7,8% dari harga Rp64 per saham ke Rp69 per saham. Namun harga saham GOTO sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp81 per saham. 

Menurut Gani, koreksi harga saham GOTO belakangan ini memang cenderung sejalan dengan kinerja pasar saham Indonesia yang sedang mengalami pelemahan yang lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen temporer. Namun dari sisi fundamental dan prospek, induk Gojek dan GoTo Financial ini masih solid. 

Gani malah melihat bahwa koreksi harga saham GOTO di saat kinerja keuangannya semakin solid justru membuat valuasi GOTO semakin atraktif dibandingkan dengan peers di industri teknologi.  

“Konsensus analis menetapkan target harga saham GOTO di Rp87 per saham. Bahkan beberapa analis menaikkan target price sampai ke Rp100 per saham. Artinya ada potensi upside setidaknya 26-45% dari harga penutupan terakhir.”

Sebelumnya, mayoritas kalangan analis memasang sikap bullish terhadap saham GOTO usai perseroan merilis kinerja keuangan per akhir kuartal 3-2024 dengan kenaikan pendapatan dan penyusutan kerugian.

Berdasarkan konsensus Bloomberg per Jumat (1/11/2024), mayoritas atau sebanyak 27 analis (setara 75%) merekomendasikan beli 'buy' saham GOTO. Sementara, sebanyak 9 analis lain merekomendasikan hold. Tidak ada analis yang merekomendasikan sell.

Dari total jumlah konsensus tersebut pun menghasilkan target harga saham GOTO dalam 12 bulan ke depan sebesar Rp85,50/saham. Hingga penutupan perdagangan Senin 23 Desember kemarin, saham GOTO bertengger di posisi Rp71/saham.

Analis Aletheia Capital Limited Nirgunan Tiruchelvam memasang target yang paling optimistis di posisi Rp105 dengan rekomendasi buy.

Tak berbeda jauh, analis Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta juga memasang target Rp105. Sementara itu, analis CLSA Norman Choong dan Patriciela Gabriela dari BNI Sekuritas memasang target harga yang sama sebesar Rp100.

Lebih lanjut Gani dari Ciptadana mengatakan, jika dibandingkan dengan kompetitor seperti Sea dan Grab, potensi upside-nya terbatas karena harga saham keduanya sudah naik signifikan yang membuat harga sudah semakin mendekati nilai wajar.

“Uptrend saham peers teknologi sudah ter-priced-in. Ruang upside saham GOTO masih lebih tinggi sehingga lebih atraktif untuk investor,” tambah Gani. 

Analis lainnya, Abdul Azis, Analis Riset dari Kiwoom Sekuritas juga melihat bahwa valuasi saham GOTO dari sisi rasio Price to Book Value (PBV) 2,6x sementara rata-rata kompetitor di kisaran 5,4x, sehingga valuasi GOTO masih sangat murah. 

“Bisa disimulasikan, jika saham GOTO mendekati valuasi peers, tidak usah sampai 5x PBV tetapi dengan 4x PBV saja maka harga saham GOTO berpotensi mencapai Rp 106 per saham, potensi return lebih dari 50%,” jelas Azis. 

Selain dari sisi pergerakan harga saham yang masih terbatas dibandingkan dengan peers, Azis melihat katalis positif untuk harga saham GOTO di penghujung tahun adalah perseroan yang on-track untuk mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024. 

“Untuk capai EBITDA grup yang disesuaikan impas di tahun 2024, maka GOTO perlu mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2024. Ini sangat feasible, karena unit bisnis On-Demand Services (ODS) sudah capai positif 4 kuartal beruntun dan unit bisnis financial technology (fintech) semakin dekati impas bahkan bisa capai positif setahun lebih cepat.”

Hingga akhir kuartal 3 tahun ini, GOTO membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 11% menjadi Rp11,66 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp10,51 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut terjadi seiring dengan pertumbuhan pendapatan beberapa segmen usaha, ditambah dengan penurunan beban perusahaan.