Logo Bloomberg Technoz

Calon Pengganti Pertalite, Bioetanol Defisit Kapasitas Produksi

Dovana Hasiana
08 May 2024 12:55

Petugas melakukan ukur ulang isi BBM di SPBU 34-15137 Rest Area Tol Tangerang - Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petugas melakukan ukur ulang isi BBM di SPBU 34-15137 Rest Area Tol Tangerang - Jakarta, Senin (1/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan Indonesia membutuhkan bioetanol sebanyak 2 juta kilo liter (kl)/tahun jika pemerintah memutuskan untuk menerapkan bauran bensin dengan bioetanol 5% (E5), yang merupakan calon pengganti Pertalite/Pertamax. 

Namun, saat ini, Indonesia hanya memiliki 2 pabrik yang mampu memproduksi bioetanol dengan kualitas bahan bakar (fuel grade) sebanyak 40 ribu kl/tahun.

Indonesia padahal sudah memiliki 11 pabrik dengan kapasitas 400.000 kl/tahun, di mana 40.000 kl/tahun di antaranya merupakan bioetanol fuel grade dan sisanya dengan kualitas makanan (food grade).

“Bioetanolnya sendiri 2 juta kl/tahun, jika diterapkan E5, belum ada bensinnya. Dari 400.000 kl/tahun terdiri dari 11 pabrik, dari kapasitas tersebut hanya 40.000 kl/tahun yang kualitas fuel grade 99,8%. [Sebanyak] 400.000 kl/tahun itu total food grade 95%,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Rabu (8/5/2024).

Bahan bakar bioetanol menetes dari pompa bahan bakar./Bloomberg-Si Barber

Ganjal Target Bauran