Logo Bloomberg Technoz

Adu Biofuel: Bensin Sawit Vs Bioetanol, Mana Lebih Unggul? 

Dovana Hasiana
07 May 2024 13:00

Bahan bakar bioetanol menetes dari pompa bahan bakar./Bloomberg-Si Barber
Bahan bakar bioetanol menetes dari pompa bahan bakar./Bloomberg-Si Barber

Bloomberg Technoz, Jakarta – Belakangan ini, pemerintah mulai getol menyuarakan niat untuk mengembangkan bahan bakar nabati (biofuel) untuk pengganti bensin berbasis energi fosil. Salah satu opsi yang menyeruak adalah bioetanol.

Bioetanol yang akan dikembangkan adalah yang berbasis tebu. Selain  tebu, ada banyak jenis tanaman yang bisa diolah menjadi bahan baku bensin ramah lingkungan, mulai dari jagung, jarak, rumput laut, hingga kelapa sawit.

Meski selama ini kelapa sawit banyak digunakan untuk bauran biodiesel, minyak dari tanaman tersebut dapat juga diolah untuk bahan baku bensin sawit (bensa). Lantas, mana yang lebih unggul, bensa atau bioetanol berbasis tebu?

Ilustrasi bahan bakar berbasis bauran bioetanol./Bloomberg-Si Barber

Akademisi sekaligus pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan bensa memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan dengan bioetanol, maupun bensin biasa seperti Pertamax dan Pertalite.

Yannes mengatakan, nilai kalor bensa murni adalah 33,8 MJ/liter, sementara bioetanol murni 21,1 MJ/liter. Sebagai perbandingan, Pertamax dengan research octane number (RON) 92 memiliki nilai kalor 24,2 MJ/liter dan Pertalite dengan RON 90 memiliki nilai kalor 23,5 MJ/liter.