Logo Bloomberg Technoz

Setelah pandemi usai, perang justru terjadi antara Rusia-Ukiraina yang saat ketegangan tersebut belum selesai kembali muncul permasalahan di Gaza dan pada akhirnya merembet ke Israel dan Iran.

“Kemudian itu memicu potensi inflasi di Amerika Serikat, dan mungkin akan direspons dengan suku bunga juga oleh The Fed dan mau tidak mau kita harus melakukan penyesuaian untuk suku bunga itu,” kata Sunarso.

Tak sampai sana, BRI juga memiliki kajian kondisi perekonomian Indonesia yang didalamnya menjadi landasan untuk menavigasi situasi-situasi yang terjadi di global maupun domestik.

Ia mengungkap, dari sisi global ekonomi RI saat ini paling kuat korelasinya dengan ekonomi China, sementara korelasi ekonomi RI dengan AS juga sedang menurun. Dengan demikian, kata Sunarso, apabila China terjadi gejolak ekonomi justru akan lebih mempengaruhi ekonomi RI.

“Itu berpengaruh panjang lebar itu. Satu, karena volatilitas dari harga pangan itu berpengaruh terhadap inflasi pastinya dan inflasi nanti pasti kembali lagi, begitu di kelola berbagai cara mengendalikan inflasi sudah dilakukan ujung-ujungnya pasti ke suku bunga,” kata Sunarso.

Pada kesempatan itu Sunarso juga menjelaskan ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi karena The Fed (Bank Sentral AS) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi lebih lama, dengan tujuan menjaga inflasi di AS agar tetap terkendali.

Di sisi lain tensi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas membuat investor memindahkan asetnya ke safe haven, yakni dolar AS dan emas. Sehingga pada akhirnya menekan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

(azr/lav)

No more pages