Logo Bloomberg Technoz

Luhut Sebut China Mau Tanam Padi di Kalteng, Apa Risiko Buat RI?

Pramesti Regita Cindy
24 April 2024 07:00

Presiden Jokowi mengikuti panen raya padi di Desa Ciasem Girang, Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
Presiden Jokowi mengikuti panen raya padi di Desa Ciasem Girang, Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rencana kerja sama Indonesia dan China dalam mengembangkan teknologi penanaman padi di Tanah Air, sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dinilai sarat tantangan.

Ekonom Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan tantangan pertama, pengenalan teknologi pertanian dari China memerlukan tingkat adaptasi yang cermat di Indonesia.

Meskipun teknologi tersebut dapat membawa potensi kemajuan; tetapi perbedaan iklim, sifat tanah, dan kondisi lokal dapat menjadi hambatan yang signifikan.

"Lebih dari itu, untuk proses adaptasi seperti ini pasti membutuhkan input dari ahli-ahli lokal agar berhasil. Tanpa keterlibatan ahli-ahli lokal, peluang gagal cukup besar," jelas Khudori dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/4/2024).

Khudori pun membandingkan wacana Luhut tersebut dengan pengalaman serupa yang ditempuh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2007. Saat itu, salah satu perusaaan Indonesia dan China mulai bekerja sama di bidang perbenihan berupa impor benih padi hibrida.