Logo Bloomberg Technoz

Harga komoditas juga masih menjadi beban bagi kinerja ekspor Ibu Pertiwi. Bulan lalu, harga komoditas unggulan ekspor Indonesia masih turun. Batu bara, misalnya, membukukan koreksi harga 2,2% sepanjang Maret. 

Impor Membaik

Sementara impor pada Maret diperkirakan mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 5,5% yoy. Membaik dibandingkan Februari yang minus 15,84% yoy.

Kinerja impor yang membaik ini juga terkait dengan Ramadan. Biasanya, kebutuhan impor untuk kebutuhan Ramadan meningkat, terutama barang konsumsi. Ini yang kemudian membuat kontraksi impor melandai.

Meski pertumbuhan ekspor dan impor sama-sama minus, tetapi tidak dengan neraca perdagangan. Konsensus yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi neraca perdagangan surplus US$ 1,3 miliar pada Maret. Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 867 juta,

Jika terwujud, maka neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus selama 47 bulan beruntun. Kali terakhir neraca perdagangan mengalami defisit adalah pada April 2020.

Dalam 20 tahun terakhir, ini adalah rangkaian surplus terpanjang kedua. Hanya kalah dari Februari 2004-Maret 2008 atau 50 bulan beruntun.

(aji)

No more pages