Logo Bloomberg Technoz

The Fed Buka Opsi Kerek Bunga Lagi, Volatilitas Pasar Bakal Tajam

Ruisa Khoiriyah
19 April 2024 08:50

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan hari ini, Jumat (19/4/2024) akan kembali menghadapi turbulensi dengan peningkatan volatilitas akibat sentimen negatif dari Federal Reserve (The Fed) yang kian memupus harapan penurunan bunga acuan tahun ini.

Pasar surat utang domestik akan kena getahnya setelah kemarin tekanan sedikit mereda. Aksi jual di pasar surat utang RI akan kembali marak setelah semalam para pelaku pasar ramai-ramai menjual lagi obligasi karena kekhawatiran akan potensi kenaikan bunga The Fed, juga setelah beberapa pejabat bank sentral lain menyiratkan peluang penurunan bunga Fed fund rate sepertinya kecil.

Imbal hasil Treasury, surat utang AS, melesat di semua tenor semalam di mana UST 10Y sempat menyentuh 4,63%. Pagi ini, yield UST mulai kembali terkoreksi di mana tenor 10Y turun 5,3 bps ke 4,53%. Sedangkan 2Y turun 3,6 bps ke 4,86%.

Sentimen dari pasar global itu akan menjalar ke pasar surat utang dalam negeri. Kemarin sebenarnya aksi beli mulai marak di pasar Surat Berharga Negara (SBN) terutama untuk tenor menengah 5Y dan di atas 10Y. Itu yang sedikit memberi angin bagi rupiah, selain dukungan aksi beli di pasar saham yang menghijaukan Indeks Harga Saham Gabungan. 

Namun, kondisi itu sepertinya akan berbalik hari ini. Tekanan jual akan kembali menekan pasar surat utang RI. "Volatilitas pasar akan kembali naik akibat pernyataan William [The Fed] sehingga yield 10Y INDOGB dan INDON berpotensi naik ke rentang masing-masing 6,95-7,05% dan 5,45-5,55%. Rupiah juga berpotensi tertekan lagi ke Rp16.200-16.300/US$," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas dalam catatan pagi, Jumat (19/4/2024).