Bloomberg kemudian membuat polling yang mengundang 13 orang yang terdiri dari ahli vaksin, dokter ahli penyakit menular dan pakar kesehatan mengenai rekomendasi CDC. Vaksin yang direkomendasikan badan tersebut yakni kombinasi dari Moderna Inc, Pfizer Inc dan BioNtech SE. Dari survei tersebut diketahui bahwa tak sampai 50% responden yang setuju dengan rekomendasi CDC. Beberapa dari ahli itu menilai bahwa sebaiknya interval antara satu dosis dengan dosis lainnya paling tidak adalah 2 bulan. Sementara lainnya menilai bahwa yang perlu mendapatkan vaksin booster hanya orang-orang yang berisiko.
Namun demikian optimisme tentang pemberian vaksin ketiga atau booster menguat setelah munculnya varian Covid-19 omicron. Imunitas hanya dari vaksin pertama dan kedua dianggap kurang. Ketika Bloomberg kembali mengadakan polling atas 15 pakar, hasilnya menunjukkan 93% menilai bahwa vaksin booster bisa diberikan secara umum.
"Kondisi Covid-19 saat ini mungkin sudah seperti influenza sehingga vaksin harusnya manjur," kata pakar vaksin dan kesehatan anak dari Universitas Pennsylvania, Stanley Plotkin.
(ezr/roy)