Logo Bloomberg Technoz

Riset WHO: Kena Covid Lalu Divaksin, Lebih Kebal Sakit Berat

Ezra Sihite
19 January 2023 11:35

Ilustrasi suntikan vaksin Covid-19 (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi suntikan vaksin Covid-19 (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Hasil penelitian terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dan lalu menerima vaksin mendapatkan perlindungan yang cukup lama terhadap penyakit berat. Artinya mereka dengan kategori itu akan lebih kecil kemungkinan dirawat inap akibat penyakit serius.

Menurut temuan WHO, mereka akan mendapatkan perlindungan dari hampir 97% penyakit berat. Sementara untuk jangka waktunya adalah 12 bulan atau satu tahun setelah infeksi maupun setelah suntikan vaksin pertama. Lebih jauh, vaksin booster akan memberikan perlindungan lanjutan hingga 6 bulan lamanya. Namun untuk Covid-19, tingkat perlindungan di bawah 75% dalam untuk periode satu tahun sebagaimana diberitakan Bloomberg News.

Laporan penelitian itu didasarkan pada kajian atas puluhan studi yang dilakukan sejak Januari 2020 hingga Juni 2022. Studi antara lain tentang kekebalan hybrid yakni kombinasi kekebalan alami dan kekebalan dari vaksin kemudian kekebalan alami yang muncul setelah terinfeksi Covid-19. Namun laporan itu juga memberi catatan bahwa perlu diterakan berapa kali suntikan vaksin harus diberikan berikut petunjuk waktunya.

Pemberian vaksin booster memang menjadi perdebatan di kalangan pakar kesehatan. Poin perdebatan antara lain soal interval waktu pemberian vaksin hingga apakah perlu segala usia menerima vaksin Covid-19 booster. Oleh karena itu pada 26 Januari 2023 mendatang, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS akan bertemu dengan para pakar soal apakah kebijakan vaksin perlu diubah terkait dengan pandemi.

Logo World Health Organization (WHO). ( Stefan Wermuth/Bloomberg)

Desember 2022 lalu pandangan soal vaksin booster juga membuat para dokter dan ahli kesehatan terbelah khususnya soal waktu tepat bagi pasien menerima suntikannya. Para pakar juga terbelah soal rekomendasi vaksin booster yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).