Logo Bloomberg Technoz

Bila IUPK diberikan, Vale Indonesia bakal melanjutkan operasional dengan target produksi nikel sekitar 70.800 ton pada 2024. Angka ini meningkat tipis dari realisasi produksi sebesar 70.728 ton pada 2023.  

Logo Vale./Bloomberg-Cole Burston


Selain itu, Vale Indonesia juga bakal melanjutkan ketiga proyek smelter nikel yang sedang dan akan dituntaskan oleh perseroan dengan total investasi mencapai US$9 miliar.

Pertama, yakni pembangunan pabrik pengolahan dan peleburan baru yang berteknologi hidrometalurgi atau berbasis high pressure acid leaching (HPAL), yang akan menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) yang menjadi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.

Fasilitas pengolahan tersebut ditargetkan sanggup memproduksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk MHP.

Dijadwalkan segera mulai konstruksi setelah mendapat perizinan, pabrik HPAL tersebut berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan dirancang untuk mengolah bijih nikel kadar rendah dari Blok Sorowako.

Adapun, mitra yang digandeng Vale untuk proyek tersebut a.l. Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou) dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali). Perusahaan menargetkan proyek ini dapat beroperasi komersial pada 2026.

Kedua, yakni smelter berteknologi priometalurgi atau rotary kiln electric furnace (RKEF) yang ramah lingkungan di Blok Bahadopi, Morowali, lantaran diklaim murni tidak menggunakan batu bara. Pabrik itu juga disebut sebagai smelter rendah karbon terbesar kedua setelah Sorowako.

Dalam proyek itu, Vale menggandeng perusahaan asal China Taiyuan Iron & Steel Group Co Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co Ltd (Xinhai) melalui perusahaan patungan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI).

Pabrik ini dirancang untuk memproduksi 70—80 kiloton nikel saprolite yang bakal diolah menjadi baja nirkarat. Konstruksi pabrik ditargetkan rampung sekitar 2024—2025.

Ketiga, yakni proyek smelter berbasis HPAL dengan kapasitas 120.000 ton nikel dalam format MHP yang berlokasi di Blok Poomala. Proyek ini hasil patungan INCO dengan Huayou dan Ford Motor Co yang diteken sejak Maret tahun lalu.

Tungku matte penyadapan bijih di pabrik pengolahan yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia di Sorowako./Bloomberg-Dimas Ardian

Janji Akhir Maret

Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya membuka peluang dalam memberikan perpanjangan izin usaha IUPK ke Vale pada pekan terakhir Maret. Arifin memastikan perpanjangan telah diberikan kepada Vale, tetapi dokumen resmi baru akan diberikan pada Jumat (22/3/2024).

Adapun, IUPK tersebut diberikan setelah rampungnya divestasi Vale, di mana 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dilepas ke PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) dengan harga Rp3.050/lembar saham.

“Sudah diperpanjang, dokumen resmi minggu ini. Iya, Insyaallah [hari ini IUPK diberikan],” ujar Arifin saat ditemui di kantornya, Jumat (22/3/2024).

Sebagai informasi, KK Vale bakal berakhir pada Desember 2025. Dengan adanya perpanjangan, maka IUPK Vale bakal berakhir pada 2045.

*) Catatan redaksi: Artikel ini telah mengalami perubahan judul dari ‘Vale Akui Nasib IUPK Tak Jelas Usai Divestasi: Bikin Pusing Saja’ menjadi ‘Vale Akui Nasib IUPK Tak Jelas Usai Divestasi’ menyusul klarifikasi dari PT Vale Indonesia Tbk. 

(dov/wdh)

No more pages