Bank AS Gulung Tikar, BI Ingatkan Perbankan RI Jaga Fundamental
Rezha Hadyan
21 March 2023 19:22

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kebangkrutan yang dialami oleh tiga bank di Amerika Serikat (AS)—yakni Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank—membuat sejumlah pihak ketir-ketir, tidak terkecuali Pemerintah Indonesia. Perbankan domestik pun menjaga fundamentalnya agar tidak bernasib serupa dengan tiga bank tersebut.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan perbankan nasional harus belajar dari apa yang terjadi pada tiga bank di Negeri Paman Sam itu. Peningkatan suku bunga yang dilakukan di sejumlah negara demi mengendalikan laju inflasi harus bisa diantisipasi, salah satunya melalui penguatan fundamental.
"Saya ingin mengajak perbankan untuk terus melihat ke dalam. Kokoh enggak [fundamentalnya]? Pastikan kokoh, pastikan kesiapsiagaan, ini menjadi satu hal yang penting," katanya dalam OCBC NISP Business Forum yang digelar di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
CAR yang tinggi ini adalah buffer kita. Ini tentunya didukung oleh kebijakan yang pruden.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara
Walaupun demikian, Suahasil menyebut masyarakat tidak perlu khawatir apa yang terjadi di AS akan terjadi pada perbankan di Indonesia. Sebab, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang berfungsi menampung risiko kerugian perbankan Indonesia terbilang tinggi.
CAR perbankan di Tanah Air pada awal tahun ini berada di angka 25,93%, jauh di atas Thailand (19,5%), China (15,17%), dan AS 14,65%. Capaian ini, menurut Suahasil, tidak terlepas dari kebijakan moneter yang cenderung berhati-hati atau prudent dan langkah mitigasi lainnya.
Baca Juga
"CAR yang tinggi ini adalah buffer kita. Ini tentunya didukung oleh kebijakan yang pruden. Modal inti bank terus dipastikan dijaga," ungkapnya.

Selain itu, secara makroekonomi, Suahasil mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional juga menggembirakan. Sepanjang tahun lalu, ekonomi nasional tumbuh lebih dari 5% secara year on year (yoy) setiap triwulannya.
"Kalau di tingkat makro Indonesia, pemulihan ekonomi 2022 sangat kuat. Ini bagian dari kokohnya kita, bagian kita memastikan kita berdiri kokoh," tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Firman Mochtar menyebut bank sentral telah melakukan uji ketahanan (stress test) perbankan Indonesia untuk memitigasi dampak dari guncangan perbankan global yang dipicu keruntuhan tiga bank di AS.
Stress test ini dilakukan untuk menentukan batas kritis di dalam suatu kondisi kritis, dalam hal ini terjadi pada sistem/industri keuangan. Dia mengatakan stress test dilakukan terhadap perbankan nasional dengan melihat berbagai indikator.
"Stress test kita tarik seberapa kuat, misalnya dari sisi portofolio, seperti apa liability asset, dan berbagai indikator lainnya. Gambarannya secara umum memang baik," tuturnya pada saat diskusi perkembangam ekonomi terkini di Yogyakarta, Sabtu (18/3/2023).
Firman menambahkan BI juga memitigasi respons berlebihan yang muncul di pasar, seperti terus memonitor tingkat kekhawatiran deposan atas penempatan dana mereka di perbankan. Sementara itu, dari sisi kebijakan moneter, BI melakukan mitigasi dengan stabilisasi pasar valas dan pasar keuangan.
(rez/wdh)