Logo Bloomberg Technoz

Inflasi yang mulai melandai, terutama laju inflasi inti, menjadi landasan utama kepercayaan diri BI mempertahankan bunga acuan. Inflasi inti pada Februari lalu di level 3,09%, menurun lebih cepat dan akan disusul penurunan inflasi umum (Indeks Harga Konsumen/IHK) ke target bank sentral pada September nanti. 

“Kebijakan suku bunga BI itu didasarkan atas ekspektasi dan proyeksi inflasi ke depan dan perimbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi, selalu begitu. Jadi, tidak one-to-one direction korelasi dengan bunga acuan Fed. Kita punya otonomi dengan inflasi inti menurun lebih cepat, ini inflasi yang fundamental terkendali di 3%. Itulah dasar pertimbangan kenaikan bunga menjadi tidak perlu lagi. Sampun cekap [sudah cukup],” tandas Perry. 

Selisih Tersempit Sepanjang Sejarah

Dengan memastikan bunga acuan di level 5,75% sampai akhir tahun, akan tercipta sejarah baru di mana tingkat bunga acuan Indonesia semakin sempit dengan Amerika. Saat ini Federal Funds Rate berada di median 4,75%.

Yield SUN tenor 10 tahun bergerak mendekati 7% pasca pengumuman BI7DRR, Kamis 16 Maret 2023 (Bloomberg)

Perhitungan BI, dengan kondisi inflasi di Negeri Paman Sam yang masih tinggi terlihat dari penurunan inflasi inti yang sangat lambat -sampai Februari lalu masih di posisi 5,5%, Fed masih akan melanjutkan pengetatan moneter dengan prediksi kenaikan bunga acuan AS ke kisaran 5,25% hingga 5,5%. 

Kenaikan bunga acuan tidak perlu lagi. [Level saat ini] sudah memadai, it's enough. Sampun cekap.

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia

Kebijakan yang ditempuh otoritas di AS dalam menangani kejatuhan 3 bank akhir pekan lalu dalam langkah cepat dinilai berhasil meredam guncangan hingga Fed bisa kembali fokus menangani inflasi dengan mempertahankan pengetatan moneter. 

Pasca pernyataan Perry, tekanan jual kembali meningkat di pasar surat utang terindikasi dari kenaikan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) hampir di semua tenor. Bahkan SUN Tenor 10 tahun sudah mendekati 7% lagi pada pukul 17:30 WIB, Kamis kemarin. Adapun yield US Treasury tenor yang sama berada di posisi 3,5%. Selisihnya berkisar 340 bps. 

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi menilai, langkah BI menahan bunga selain alasan-alasan yang sudah disebutkan juga terdorong upaya bank sentral menjaga pertumbuhan ekonomi supaya tidak terus melambat. "Perlambatan ekonomi domestik ini tercermin dari kontraksi impor pada Februari sebesar -4% year-on-year dari pertumbuhan 1% pada Januari," jelasnya.

Bila The Fed mengerek bunga pada 22 Maret nanti, itu akan membawa selisih BI7DRR dengan Fed Fund Rate hanya berjarak 75 bps. "Rupiah bisa menghadapi tekanan depresiasi lebih kuat lagi dan dapat menarik modal asing keluar dari pasar domestik selama sebulan ke depan," kata Lionel.

Toh, BI bergeming dan tampak siap menghadapi risiko-risiko terburuk yang bisa menimpan nilai tukar. Perry tidak menutup mata terhadap risiko yang membayangi rupiah bila gejolak pasar keuangan global tinggi terutama bila isu perbankan di AS dan Credit Suisse masih memicu ketidakpastian. Bukan cuma itu, risiko volatilitas rupiah juga datang dari ekspektasi pasar terhadap arah bunga Fed yang bisa berdampak negatif bagi aset-aset emerging market termasuk Indonesia.

“Persepsi itu yang kita waspadai, kita kelola. Kami stabilkan nilai tukar [melalui] intervensi untuk memastikan persepsinya baik bahwa secara fundamental keuangan kita kuat,” tandas Perry.

Upaya stabilisasi nilai tukar menjadi salah satu mandat yang diemban bank sentral agar inflasi tetap terkendali, terutama imported inflation. “[Kami tempuh] melalui intervensi pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) serta pembelian dan penjualan SBN di pasar sekunder,” kata Perry.

Inflasi domestik terus melandai dengan perkiraan dampak kenaikan BBM berakhir lebih cepat pada September (Bloomberg)

Juga, melanjutkan operation twist melalui penjualan SBN tenor pendek di pasar sekunder guna mengerek daya tarik imbal hasil SBN. Terakhir, memperkuat pengelolaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) melalui lelang Term Deposit (TD) valas DHE.  

Segenap amunisi pendukung kekuatan rupiah itu, menurut ekonom Bloomberg Economics, jauh lebih banyak dibandingkan tahun 2008 silam ketika krisis finansial global meletus. "Penurunan inflasi akan mengangkat real interest rate lebih jauh ke teritori positif, itu membantu penguatan rupiah," komentar Tamara Mast Henderson dari Bloomberg Economics, Kamis (16/3/2023)

Penurunan inflasi akan mengangkat real interest rate lebih jauh ke teritori positif, itu membantu penguatan rupiah

Tamara Mast Henderson, Bloomberg Economist.

Ekonom LPEM Universitas Indonesia Teuku Riefky menilai, tekanan terhadap rupiah sejauh ini masih bisa dimoderasi sehingga bisa mencatat kinerja lebih baik dibandingkan negara berkembang lain. Dengan cadangan devisa yang memadai, BI memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal.

Cadangan devisa pada Februari mencapai US$ 140,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor. Neraca Pembayaran Indonesia juga diprakirakan akan tetap baik dengan transaksi berjalan diprediksi masih akan surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).  

Nilai tukar rupiah pada Kamis (16/3/2023) di pasar spot ditutup melemah tipis ke posisi Rp 15.380 per dolar AS. Investor asing mencatat aksi jual bersih (net sell) di pasar saham senilai Rp 732,2 miliar menyusul aksi jual saham-saham bank terpicu ketakutan akan eskalasi krisis yang menimpa bank besar Eropa Credit Suisse. Adapun posisi kepemilikan asing di SBN sampai 15 Maret mencapai Rp 796,63 miliar, naik tipis dari hari sebelumnya. 

(rui/aji)

No more pages