Bloomberg Technoz, Jakarta - Mayoritas saham BUMN Karya dan anak usahanya hari ini, Jumat (16/2/2024), dilanda aksi ambil untung usai mendominasi jajaran top gainers kemarin, Kamis (15/2/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya saham PTPP yang masih mampu bergerak naik, meski cukup terbatas.
Sejumlah saham lain sejatinya sempat melanjutkan penguatan pada pagi ini. Namun, penguatan itu tidak bertahan lama.
Berikut pergerakan saham BUMN Karya dan anak usahanya hingga pukul 14.05.
- ADHI turun 5,11% ke level Rp334/saham
- PTPP naik 0,89% ke level Rp565/saham
- WEGE turun 3,41% ke level Rp85/saham
- PPRE turun 5% ke level Rp95/saham
- WTON turun 1,63% ke lebel Rp121/saham
- ADCP turun 5,56% ke level Rp51/saham
Pergerakan itu berbeda dengan posisi kemarin ketika saham BUMN karya & anak usaha mendominasi jajaran top gainers jelang penutupan perdagangan kemarin. Berikut rinciannya.
- HUMI naik 33,96% ke level Rp71/saham
- PPRE naik 25% ke level Rp100/saham
- PTPP naik 23,33% ke level Rp555/saham
- DOOH naik 22,50% ke level Rp98/saham
- WTON naik 20,59% ke level Rp123/saham
- MKAP naik 18,27% ke level Rp246/saham
- ADHI naik 17,12% ke level Rp342/saham
- WEGE naik 14,47% ke level Rp87/saham
- MKAP naik 7,69% ke level Rp222/saham
- JKON naik 14,94% ke level Rp100/saham
Macro Strategist dari Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, saham BUMN Karya yang sempat naik terjadi akibat munculnya ekspektasi kelanjutan proyek nasional, seiring dengan kemenangan Prabowo-Gibran berdasarkan versi quick count sejumlah lembaga survey.
“Tapi ekspektasi bukan realita. Ekspektasi adalah harapan, tapi harapan kan belum tentu dipenuhi. Masih harus nunggu nanti,” kata Lionel saat dihubungi.
Dia mencontohkan obligasi PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Wijaya Karya (WIKA), para pemegang obligasi sangat mengharapkan Penyertaan Modal Negara (PMN) agar WSKT dan WIKA bisa terus membayar utang-utangnya.
“Tapi apakah benar akan dapat? Kan, belum jelas sampai hari ini. Bantuan ada walaupun secara tidak langsung lewat BUMN Karya yang lain, tapi ini kan dari Presiden Jokowi. Presiden selanjutnya masih harus ditunggu aksinya,” ujarnya.
Menurut Lionel, jika hasil akhir menetapkan Prabowo sebagai presiden terpilih belum tentu proyek infrastruktur akan benar-benar melanjutkan proyek Jokowi karena tim ekonomi Prabowo kemungkinan besar akan beda.
“Inner circle -nya juga pasti beda semua presiden saat ini (Jokowi) dengan capres pemenang,” imbuhnya.
Sementara itu, analis dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut, secara historis sektor konstruksi selalu menguat pada momen pemilu. Hal ini tercermin dalam empat kali periode pemilu yakni pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019.
(mfd/dhf)