Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Terpangkas 1,32% Minggu Ini, Menyeret Saham dan Obligasi

Ruisa Khoiriyah
26 January 2024 17:05

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah mengakhiri pekan nan berat dengan ditutup melemah 1,32% pada perdagangan Jumat (26/1/2024), dibandingkan posisi penutupan pekan lalu. Tekanan besar yang dihadapi rupiah tiga hari terakhir menjadikan pekan ini sebagai pekan terburuk sejak awal tahun.

Di pasar spot sepanjang hari ini rupiah menghadapi tekanan sejak pembukaan pasar di tengah tren penguatan mata uang Asia. Rupiah diperdagangkan rata-rata di kisaran Rp15.826/US$ dan sempat menyentuh level terlemah di Rp15.843/US$. Dukungan sentimen global yang melemahkan dolar AS membantu rupiah 'lolos' dari tekanan hari ini dan akhirnya mata uang Indonesia berhasil ditutup sedikit menguat di Rp15.820/US$.

Mayoritas mata uang Asia ditutup menguat terhadap dolar AS sore ini terutama dicatat oleh baht Thailand yang naik nilainya 0,31%. Selebihnya, valuta Asia bergerak di kisaran sempit ditutup lebih kuat dibanding hari sebelumnya.

Rupiah mengalami pekan yang berat terutama karena guncangan isu keretakan kabinet di mana muncul kabar Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana mengundurkan diri. Kabar itu mengguncang pasar dan memicu aksi jual di pasar surat utang dan saham. 

Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun, kehilangan 1,27% dibanding posisi pekan lalu setelah tiga hari berturut-turut ditutup di zona merah. Pasar surat utang juga dilanda tekanan akibat isu politik yang sama.