Logo Bloomberg Technoz

Tensi Politik Meninggi, Surat Utang RI Masih Layak Dibeli

Ruisa Khoiriyah
26 January 2024 12:45

Karyawan melintas di depan layar pergerakan perdagangan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan melintas di depan layar pergerakan perdagangan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar surat utang domestik terbebani sentimen negatif dari peningkatan ketidakpastian politik jelang Pemilu 2024 ditambah isu panas rencana undur diri sejumlah menteri yang telah menyeret rupiah beberapa hari terakhir.

Namun, meski isu itu masih memberatkan pasar, prospek surat utang atau pasar obligasi Indonesia ke depan masih akan lebih banyak disetir oleh arah kebijakan bunga acuan oleh Bank Indonesia, menurut penilaian analis.

Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memberikan rekomendasi beli untuk surat utang RI seiring dengan prospek penurunan BI rate sebesar 100 basis poin tahun ini yang diprediksi akan mulai dilakukan Juni nanti, seperti dilansir oleh Bloomberg News, Jumat (26/1/2024).

Isu undur diri Menteri Keuangan memang menjadi kewaspadaan para investor saat ini karena mengamplifikasi pertanyaan akan keberlanjutan kebijakan fiskal Indonesia ke depan. Perubahan terhadap rezim fiskal yang ada bisa mempengaruhi penilaian atas prospek suplai surat utang pada 2025 dan selanjutnya, berikut outlook perekonomian RI ke depan.

Meski demikian, menurut ekonom Citi, menjadi terlalu dini menilai akan ada perubahan dalam kebijakan fiskal Indonesia. "Arah kebijakan fiskal Indonesia akan lebih jelas terlihat setelah pemerintahan baru terbentuk pada Oktober nanti," kata Helmi dalam catatannya.