Logo Bloomberg Technoz

Gibran Banggakan Hilirisasi, Pakar Sebut Idenya ‘Salah Kaprah’

Sultan Ibnu Affan
22 January 2024 16:20

Pembangkit listrik di Kawasan Industri Indonesia Morowali (IMIP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (9/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pembangkit listrik di Kawasan Industri Indonesia Morowali (IMIP) Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (9/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pakar menyayangkan ihwal pembahasan isu krusial di sektor hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang salah kaprah dalam debat Pilpres 2024 putaran keempat antarcalon wakil presiden, Minggu (21/1/2024) malam. 

Pakar ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan salah satu isu penting yang justru tidak didalami dalam debat cawapres kemarin adalah soal transisi energi. Bahkan, pembahasan soal transisi disebutnya tidak sesuai konteks dalam debat tersebut.

“Kalaupun dibahas, hanya di permukaan saja. Itu tidak secara spesifik dibahas. Bahkan, menurut saya, Gibran misalnya mengemukakan ekonomi hijau itu akan menciptakan lapangan kerja. Namun, kemudian dia mengatakan ekonomi hijau itu dari hilirisasi,” ujar Fahmy saat dihubungi, Senin (22/1/2024).

Fahmy menggarisbawahi isu ekonomi hijau dan hilirisasi adalah dua subjek yang berbeda. Hal itu, menurut pendapatnya, merefleksikan ketidakpahaman cawapres yang bersangkutan terhadap isu transisi energi.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat cawapres di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (Bloomberg Technioz/Andrean Kristianto)


Dia mencontohkan proyek penghiliran nikel berikut investasi smelter-nya di Indonesia justru menghasilkan kerusakan lingkungan, sehingga penghiliran tidak bisa dianggap sebagai bagian dari ekonomi hijau.