Logo Bloomberg Technoz

Bank Diminta Salurkan Kredit, Tapi Likuiditas Sedang Sulit

Ruisa Khoiriyah
19 January 2024 13:05

Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)
Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kondisi likuiditas di perekonomian yang mulai seret sejak kuartal terakhir tahun lalu, terlihat akan mempengaruhi laju pertumbuhan kredit perbankan jelang semakin dekatnya jadwal Pemilu dan Pilpres kurang dari sebulan lagi.

Korporasi cenderung menahan diri dari pengajuan pembiayaan baru pada bank selain tren musiman di mana laju kredit memang biasa melandai di awal tahun. 

Di sisi lain, hal itu berkelindan dengan situasi keketatan likuiditas yang tengah dihadapi perbankan sejauh ini yang membatasi ekspansi bank menyalurkan kredit ke sektor riil. Kebijakan pemberian kredit (lending standard) masih ketat terutama untuk jenis kredit non-konsumsi, berdasarkan hasil survei terakhir yang dilansir oleh Bank Indonesia hari ini, Jumat (19/1/2024).

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang masih rendah berhadapan dengan pengetatan moneter oleh bank sentral yang belum terjeda sejak Agustus 2022 silam. Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan bunga di 6% dan level Giro Wajib Minimum (GWM) di 9%, tertinggi sejak 2008, mengurangi keleluasaan bank termasuk dalam menyalurkan kredit.

Tingkat Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan ada di level tertinggi sejak 2007 (Bloomberg)

Menurut ekonom, kondisi likuiditas yang ketat di sektor perbankan dan industri reksa dana saat ini memang mengkhawatirkan meskipun belum terlalu serius atau mengganggu.