Logo Bloomberg Technoz

Obligasi Rupiah Kurang Dilirik, Bahkan Saat The Fed Balik Arah

Ruisa Khoiriyah
18 December 2023 12:15

Obligasi rupiah berisiko kehilangan daya tarik saat arus modal asing kembali ke emerging market tahun depan (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)
Obligasi rupiah berisiko kehilangan daya tarik saat arus modal asing kembali ke emerging market tahun depan (Bloomberg Tachnoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sentimen ketidakpastian politik terkait Pemilu dan Pilpres 2024 ditambah tingkat daya tarik yang lebih rendah dibanding negara berkembang lain, bisa semakin mengikis kinerja pasar obligasi Indonesia tahun depan.

Obligasi rupiah terancam kehilangan momentum pembalikan arus modal asing ke pasar negara berkembang sejalan dengan kuatnya peluang pembalikan arah atau pivot bunga acuan Federal Reserve (The Fed) tahun depan. Para pemodal global diperkirakan akan lebih banyak menyerbu obligasi di emerging market lain, terutama Amerika Latin, ketika 'gong' penurunan bunga The Fed dimulai.

Perhitungan skor yang dilakukan oleh Bloomberg berdasarkan pada enam metrik, menghasilkan kabar kurang baik bagi pasar obligasi RI. Obligasi berdenominasi rupiah berada di peringkat bawah di antara 15 pasar obligasi negara berkembang, bersama obligasi dari Malaysia dan Korea Selatan.

Skor obligasi RI mencatat nilai negatif 0,12, terendah kedua setelah Malaysia yang mencatat skor minus 0,14. Di atas obligasi RI, surat utang Korea Selatan mencatat skor lebih tinggi yaitu 0,18%, lalu obligasi Thailand 0,47, juga India dengan skor 0,22.

Obligasi rupiah kalah telak dibanding surat utang negara-negara Amerika Latin seperti Peru yang mencetak skor 0,84, lalu Kolombia 0,56 dan Kolombia dengan skor 0,54. Di tiga peringkat teratas obligasi dengan skor tinggi adalah Peru, Hungaria dan Chili.

Peringkat skor obligasi Indonesia menjadi yang terendah setelah Malaysia di antara obligasi emerging market lain (Bloomberg)