Logo Bloomberg Technoz

Barang Bekas Bisa Naikkan Status Sosial: Bermerek dan Murah

Septiana Ledysia
06 November 2023 15:40

Calon pembeli memilih Thrifting pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon pembeli memilih Thrifting pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena pecinta barang bekas (thrift) di Indonesia semakin tinggi. Mereka tak segan menggunakan barang bekas asal bermerek.

Lalu apa yang menyebabkan fenomena ini semakin digemari? Menurut Sosiolog dari Universitas Nasional, Sigit Rochardi, merek itu diibaratkan menentukan level. 

“Merk itu level. Barang-barang second diburu oleh kelas menengah Bawah (bukan menengah atas) sebagai upaya untuk menaikan level mereka dalam pergaulan sosial. Gejala ini dilakukan oleh kelas menengah Bawah yaitu mereka yang baru lepas dari garis kemiskinan dan berusaha naik tangga sosial dengan stabilitas ekonomi,” kata Sigit saat berbincang dengan Bloomberg Technoz.

Selain alasan tersebut, Sigit menambahkan bahwa semakin diminatinya barang bekas atau barang thrift dikarenakan mengenakan barang-barang bermerek bisa melambangkan pengakuan di beberapa lingkungan sosial.

“Tujuan kedua adalah memperoleh pengakuan dari kelompoknya akan status sosial baru yang telah mereka peroleh. Mereka melengkapi koleksi barang dengan barang bermerk yang bisa ditunjukkan di depan umum. Sejauh barng itu tidak bisa dilihat orang banyak (misalnya pakaian dalam, kaos kaki) mereka tidak akan memburu barang tersebut,” ujar Sigit.