Logo Bloomberg Technoz

Thrifting: Antara Pecinta Barang Bekas dan Perusak Pasar Lokal

Septiana Ledysia
28 October 2023 11:00

Calon pembeli memilih Thrifting pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon pembeli memilih Thrifting pakaian bekas yang di jual di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (16/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, JakartaThrifting merupakan istilah di mana seseorang mencari dan belanja barang bekas. Kegiatan ini memiliki keseruan sendiri, walau kini barangnya sedang ‘dihabisi’ pemerintah.

Kegiatan thrifting memiliki keseruan sendiri saat hunting menemukan barang bekas dengan kondisi masih bagus, minim cacat, atau bahkan kondisinya masih seperti baru. Kata-kata ini mulai populer setelah adanya tren gaya tahun retro, yakni 1980-an—1990-an. 

Seperti yang diutarakan oleh Candra, salah satu pecinta barang bekas (thrift). Dirinya memiliki alasan mengapa mencintai barang-barang thrift, salah satunya adalah ia bisa menemukan gaya (style) yang dia mau.

“Sebagai romantic, gue merasa senang sih memberikan kesempatan kedua pada baju yang orang udah pakai. Lalu, emang style baju yang gue mau, enggak ada yang baru alias adanya thrift. Atau karena memang sengaja cari baju yang vibe-nya beda. Dan yang harganya jauh jauh lebih murah,” kata Candra saat berbincang dengan Bloomberg Technoz, Jumat (27/10/2023).

Hal yang sama diungkap oleh Asep, yang menyukai barang bekas karena bisa mendapatkan barang original, tetapi dengan harga yang sangat miring. “Yang pasti harganya jauh lebih murah daripada beli barang kw baru mendingan bekas, tetapi original,” ujar Asep.