Logo Bloomberg Technoz

Amerika Kian Tergantung Kartu Kredit, di Indonesia Pinjol Favorit

Ruisa Khoiriyah
10 February 2023 13:07

Ilustrasi Kartu Kredit (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Kartu Kredit (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Publik di Amerika Serikat (AS) tengah ramai membahas wacana yang dilontarkan oleh Presiden Joe Biden yang tengah mengajukan regulasi baru penghapusan biaya-biaya sampah alias “junk fee” kepada Kongres. Junk fee yang dimaksud di antaranya biaya keterlambatan pemesanan tiket hiburan, hotel, tiket konser, layanan internat, termasuk juga biaya keterlambatan pembayaran tagihan kartu kredit yang menurut Biden berlebihan.

“Biaya sampah” mungkin tidak penting bagi orang yang sangat kaya tapi penting bagi kebanyakan orang di rumah seperti tempat saya dibesarkan, yang bisa menambah hingga ratusan dolar sebulan,” kata Biden, awal pekan ini seperti diberitakan oleh Bloomberg News, Rabu (8/2/2023).

Inflasi tinggi menjadi tantangan warga Amerika selama setahun belakangan menyusul kenaikan biaya energi global akibat perang di Ukraina yang mengganggu rantai pasokan global. Kendati kini tekanan inflasi di Negeri Paman Sam itu sudah mulai melandai setelah sempat menembus 9,1% pada November 2022, tapi levelnya masih cukup tinggi yaitu di posisi 6,5% pada Desember 2022. 

Penghapusan biaya-biaya tambahan yang disebut “junk fee” bisa dibaca sebagai salah satu upaya pemerintahan Biden meringankan beban pengeluaran rumah tangga sehingga daya beli warga AS tetap kuat di tengah gempuran inflasi yang disebut sebagai tertinggi dalam 40 tahun tersebut. 

Ketergantungan Kartu Kredit

Tekanan kenaikan harga barang kebutuhan pokok telah membuat kelimpungan banyak rumah tangga di negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu. Situasi itu membuat ketergantungan warga Amerika terhadap kartu kredit menjadi semakin besar. 

Kartu kredit. (Source Federal Reserve via Bloomberg)