Logo Bloomberg Technoz

Tambah Listrik 900 GW hingga 2050, Asean Buru Mineral Kritis

Sultan Ibnu Affan
25 August 2023 18:10

Ilustrasi bahan mineral kritis (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi bahan mineral kritis (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Nusa Dua – Kebutuhan logam dan mineral kritis di Asean bakal makin tinggi seiring dengan target kawasan untuk menambah kapasitas kelistrikan sebesar 700—900 GW hingga 2050. 

Senior Officer of Sustainable Energy, Renewable Energy and Energy Efficiency at Asean Center for Energy (ACE) Zulfikar Yurnaidi mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang diandalkan untuk pasok logam dan mineral kritis di Asia Tenggara.

“Di sisi lain, kita juga merupakan pengguna besar, terutama karena kita sedang ada transisi energi yang membutuhkan banyak sekali pembangkit energi terbarukan. Kita juga akan pacu elektrifikasi yang membutuhkan transmission line dan itu butuh mineral kritis juga, termasuk tembaga,” ujarnya di sela Asean Energy Business Forum (AEBF) 2023 di Bali, Jumat (25/8/2023).

Khusus untuk tembaga, Zulfikar mengatakan kebutuhan di Asean akan kian meningkat untuk proyek-proyek pembangkit listrik. Terlebih, anggota kawasan telah merencanakan pembangunan interkonektivitas kelistrikan atau super grid.

“Pasti tinggi kebutuhan [tembaga]. Untuk pembangkit, misalnya, di tingkat Asean kita ada target 700—900 GW untuk 2050. Untuk interkonektivitas atau jaringan listrik lintas negara itu bisa 17—25 GW. Jadi itu sangat besar. Belum lagi untuk kendaraan listrik,” ujarnya.