Logo Bloomberg Technoz

DMO CPO Diperketat, Eksportir Desak Penghapusan Bea Keluar

Rezha Hadyan
07 February 2023 17:36

Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga. (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)
Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga. (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Produsen minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) mendesak penghapusan tarif bea keluar, seiring dengan rencana peningkatan kewajiban pasok ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO) untuk komoditas tersebut. 

Seperti diketahui, pemerintah akan meningkatkan DMO CPO sebanyak 50% hingga periode Idulfitri tahun ini. Kebijakan ini guna mengatasi kenaikan harga minyak goreng curah dan dan minyak goreng kemasan sederhana Minyakita.

Plt. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga menyebut selama ini produsen minyak kelapa sawit menanggung selisih biaya produksi dengan harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp14.000/liter yang ditetapkan pemerintah. 

Selama ini, sambungnya, sebagian keuntungan yang diperoleh dari ekspor digunakan untuk menanggung selisih tersebut.

"Produsen menombok dengan margin [keuntungan] ekspor. Namun, saat ini permintaan ekspor sedang menurun dan harga minyak kelapa sawit ini turun. Kalau masih ada bea keluar dan pungutan ekspor, kami mau untung dari mana?" katanya dalam konferensi pers yang digelar di kantor DMSI, Jakarta Pusat (07/02/2023).