Logo Bloomberg Technoz

Angin Segar dari Amerika, Rupiah Bisa Tinggalkan Zona Rp15.000/US

Ruisa Khoiriyah
13 July 2023 08:39

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah berpeluang lanjutkan penguatan meninggalkan zona psikologis Rp15.000/US$ menyusul data inflasi Amerika Serikat yang tercatat lebih rendah ketimbang ekspektasi pasar, memberi harapan pada semakin dekatnya puncak bunga acuan Federal Reserve.

Indeks dolar Amerika terjatuh ke level terendah dalam 14 bulan terakhir dan memberi peluang penguatan bagi valuta yang menjadi lawannya termasuk rupiah. Tingkat imbal hasil US Treasury, obligasi pemerintah AS juga telah melandai ke kisaran 3,85% setelah sebelumnya sempat menyentuh 4%.

Di pasar derivatif, kontrak NDF 1 pekan untuk pairing USD/IDR sudah diperdagangkan di bawah Rp15.000/US$. Pergerakan rupiah di pasar spot hari ini besar kemungkinan akan melanjutkan penguatan yang sudah dicatat sejak 11 Juli lalu.

Inflasi Consumer Price Index (CPI) Amerika pada Juni melandai ke 3%, lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar dengan laju inflasi inti juga semakin reda di kisaran 4,8%, menjadi yang terendah sejak 2021. Meski level inflasi negeri Paman Sam itu masih jauh dari target Federal Reserve di angka 2%, data termutakhir tersebut memberi optimisme pada pelaku pasar global bahwa jalur pendakian bunga acuan the Fed sudah mendekati puncak.

Probabilitas kenaikan bunga the Fed pada Juli ini meningkat hingga 92,4% ke kisaran 5,25%-5,50%. Akan tetapi, para trader di pasar swap menurunkan taruhan untuk kenaikan FFR di bulan-bulan berikutnya.