Logo Bloomberg Technoz

Industri Abaikan Solusi Efektif dan Murah untuk Iklim

News
21 February 2023 17:54

Pembangkit Listrik Sumber: Bloomberg
Pembangkit Listrik Sumber: Bloomberg

Aaron Clark - Bloomberg News

Bloomberg,  International Energy Agency (IEA) merilis data laporan pelacakan metana tahunan yang menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan minyak dan gas global mengabaikan cara tercepat dan termurah untuk memperbaiki iklim di bumi.

Melansir laporan IEA, perusahaan bahan bakar fosil mengeluarkan lebih dari 120 juta metrik ton metana pada tahun 2022, berkurang sedikit dibandingkan tahun 2019. Kebocoran besar yang terdeteksi oleh satelit turun sebesar 10%. Namun menurut Pelacak Metana IEA, setiap harinya, rata-rata operasi minyak dan gas global masih mengeluarkan emisi yang setara dengan rilisan Nord Stream yang sangat besar. Pelepasan emisi itu dikenal sebagai kondisi pencemaran udara “non-darurat” yang dapat dihindari.

Industri energi masih secara rutin melepaskan gas alam yang sebagian besar terdiri dari metana saat pemeliharaan rutin atau membakarnya melalui cerobong. Tetapi teknologi pemulihan gas, baik baru maupun eksisting, dapat menyedot banyak emisi sebelum ia naik ke atmosfer.

“Menghentikan semua pembakaran dan pencemaran kondisi non-darurat adalah satu-satunya tindakan paling berdampak yang dapat dilakukan negara untuk mengurangi emisi metana dari operasi minyak dan gas,” kata IEA dalam laporan tahunannya yang dirilis Selasa (21/02/2023).

Lonjakan Metana | Konsentrasi metana di atmosfer 2,5x lebih tinggi dibandingkan masa pra-industri. Sumber: Bloomberg

Menurut IEA, beberapa pendekatan yang dapat diterapkan operator untuk membatasi pelepasan emisi yakni mengganti pompa, memasang unit pemulihan uap baru, memanfaatkan teknologi penangkapan air pembuangan dari boiler, dan menerapkan metode deteksi kebocoran yang lebih baik.

Lebih dari 260 miliar meter kubik gas alam terbuang melalui pembakaran dan pelepasan setiap tahunnya. IEA memperkirakan lebih dari tiga perempat dari angka itu dapat dialihkan ke pasar. Jumlah bahan bakar fosil lebih besar daripada impor gas Uni Eropa dari Rusia sebelum invasi negara itu ke Ukraina, kata IEA.

Seperti diketahui, energi merupakan penyumbang emisi buatan manusia terbesar setelah pertanian dan peternakan. Para ilmuwan mengatakan emisi dari minyak, gas, dan batu bara memiliki beberapa solusi termurah dan tercepat untuk mengontrol pelepasan tersebut.

Pelepasan emisi juga menarik lebih banyak perhatian karena pemerintah tengah mencari solusi untuk iklim. Melalui kesepakatan Global Methane Pledge, sekitar 150 negara telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca setidaknya 30% dari level tahun 2020 pada akhir dekade ini. 

Sementara itu, beberapa operator bahan bakar fosil telah membuat kemajuan dalam membatasi emisi mereka. Inisiatif Oil & Gas Methane Partnership (OGMP) 2.0 yang diluncurkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dan Climate & Clean Air Coalition (CCAC) telah menggandeng belasan operator untuk mengurangi pelepasan emisi di sektor tersebut.

Beberapa negara juga menetapkan peraturan ketat terkait pengurangan emisi karbon. Mulai tahun depan, Badan Perlindungan Lingkungan AS (Environmental Protection Agency/USEPA) akan memberlakukan denda pada fasilitas minyak dan gas yang melebihi ambang pelepasan metana.

Pelacak Metana IEA tahun ini juga mencakup laporan terperinci tentang emisi metana dari batu bara. Meskipun ada solusi teknis untuk menangkap gas rumah kaca dari batuan sedimen yang hancur atau lapisan batu bara yang terbuka, pemerintah tidak boleh berasumsi bahwa industri akan bertindak secara sukarela, kata IEA.

Menurut laporan tersebut, peluang mitigasi di sektor batu bara tidak efektif dari segi biaya tanpa eksternalitas harga. “Dalam kasus seperti itu, kebijakan dan peraturan dapat digunakan untuk mengubah insentif perusahaan. Strategi yang baik akan diperlukan untuk mengatasi hambatan teknis, kelembagaan dan ekonomi untuk pengurangan metana tambang batu bara.”

Lebih lanjut IEA mengatakan bahwa batu bara, minyak, dan gas alam masing-masing bertanggung jawab atas sekitar pelepasan 40 juta ton emisi metana tahun lalu. Lima juta ton lainnya dipancarkan dari peralatan penggunaan akhir, sedangkan Sektor bioenergi bertanggung jawab atas 10 juta ton lainnya.

(bbn)