Dia mengatakan penurunan penjualan penjualan mobil tahun ini lebih disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi sejak awal hingga 10 bulan pertama.
"Nanti kita lihat, tapi saya belum dapat proposal akhir dari Kemenperin sampai sekarang. Kalau dampak perekonomiannya, mungkin nanti di 2026," tutur dia.
"2025 menurun karena ekonomi yang melambat di 10 bulan pertama tahun ini. Baru beberapa bulan terakhir, baru kelihatan agak pick up. Tapi yang jelas ke depan ekonomi akan kita dorong ke pertumbuhan yang lebih cepat."
Sebelumnya, kabar insentif untuk dunia otomotif kembali mencuat menjelang penghujung tahun ini.
Sumber Bloomberg Technoz melaporkan saat ini terjadi pembahasan maraton mengenai insentif tersebut, yang dilakukan antara Kementerian Perindustrian dan Gaikindo, juga melibatkan seluruh produsen kendaraan ataupun ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek).
Dalam dokumen yang diterima redaksi, insentif--yang kemudian diistilahkan dengan stimulus-- diusulkan dibagi menjadi dua opsi. Kemenperin akan memutuskan salah satu dari dua opsi tersebut dan akan diumumkan usai libur natal tahun ini.
Opsi pertama, meliputi pembebasan Pajak Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil ICE dan Hybrid sebesar 100% untuk ICE di bawah Rp275 juta, Hybrid dan BEV di bawah Rp375 juta dan Commercial Pick up di bawah Rp275 juta.
Pada insentif kendaraan berbasis listrik atau BEV, usulan insentif diberikan berdasarkan penggunaan baterai. Baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt) akan dikenakan diskon PPN 100%, dan penggunaan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate) maka PPN akan dikenakan 6% setelah pemberian insentif sebesar 50%.
Sementara itu, opsi kedua lebih berfokus pada pembebasan PPN sebanyak 100% untuk ICE di bawah Rp275 juta, Hybrid dan BEV di bawah Rp375 juta dan Commercial Pick up di bawah Rp275 juta. Sedangkan skema insentif pada BEV tetap menggunakan skenario seperti opsi pertama.
Pihak Kemenperin membenarkan rencana itu. Langkah ini diambil guna mempercepat pemulihan dan penguatan industri otomotif nasional pada 2026.
Wakil Menteri Perindustian mengatakan "Masih belum selesai, sabar," katanya saat dimintai konfirmasi, Rabu (24/12/2025).
Penjualan Mobil 2025 Lesu
Adapun, Gaikindo juga harus rela merevisi target penjualan mobil sepanjang tahun 2025. Pasalnya, tahun 2025 dinilai menghadapi berbagai rintangan di pasar kendaraan roda empat Tanah Air.
“Benar, [target penjualan mobil 2025] sudah direvisi ke 780 ribu unit dari 900 ribuan,” kata Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto pada Bloomberg Technoz, Kamis (11/12/2025).
Penjualan mobil di sepanjang Januari hingga November tahun ini tercatat sebesar 710.084 unit. Angka ini turun 9,6% dari penjualan tahun sebelumnya yang tercatat 785.917 unit secara wholesales.
Sementara itu secara retail sales, penjualan hingga November tercatat sebesar 739.977 unit atau lebih rendah 8,4% dibandingkan dengan penjualan ritel di periode yang sama tahun lalu sebanyak 807.586 unit.
Jika dilihat penjualan mobil di bulan November saja secara wholesales sebanyak 74.252 unit atau naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 74.014 unit. Sedangkan untuk ritel sales tercatat 79.310 unit atau naik 6,1% dibandingkan bulan sebelumnya 74.720 unit.
(ibn/lav)



























