Sementara itu, saat monitoring harga pangan di pasar tersebut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dan Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menemukan harga cabai merah keriting dijual Rp 45.000/kg.
"Cabai merah keriting Rp45.000/kg," ucap pedagang saat disambangi Rizal dan Ketut.
Rizal mengatakan seharusnya harga cabai merah keriting itu bisa dijual Rp40.000/kg. Dia pun meminta pedagang itu tidak menjual cabai terlalu tinggi.
"Jangan tinggi-tinggi. Kasihan orang. Nanti tinggi-tinggi diambil juga sama satgas pangan. Belinya Rp38.000/kg. Kemudian Rp 38.000/kg, anggaplah sama ongkos udah sekitar Rp40.000/kg. Jangan Rp 45.000/kg, kasihan konsumen," jelasnya.
Harga Cabai Mulai Turun
Menanggapi tingginya harga cabai, Ketut memastikan harga cabai saat ini sudah mulai turun seiring dengan bertambahnya pasokan cabai dari Aceh yang dibeli oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
"Kemarin Pak Mentan beli 40 ton cabai dari Aceh dan ini sudah turun. Kemarin cabai [keriting] sempat Rp80.000/kg sekarang Rp50.000/kg," kata Ketut saat ditemui.
Khusus cabai rawit, Ketut juga mengeklaim sudah ada penurunan harga. Namun memang belum merata di seluruh daerah. Bahkan menurut Ketut di beberapa pasar saat ini harganya sudah mulai mendekati HAP yakni sekitar Rp50.000/kg.
"Sehingga secara rata-rata kondisi cabai sebenarnya sudah mulai turun dengan dukungan pasokan dari Aceh dan lain sebagainya," ujar Ketut.
Ketut memastikan bahwa saat ini pasokan cabai-cabaian sangat mencukupi untuk kebutuhan masyarakat jelang Nataru 2026. Hanya saja, kondisi hujan di beberapa wilayah sentra menyebabkan petani cabai kesulitan untuk melakukan panen cabai.
"Jadi bukan tidak ada barang, produksinya banyak tapi begitu hujan metiknya tidak ada. Sehingga kadang-kadang hari ini begitu hujan berkurang pasokan, besok gak hujan lepas pasokan," ungkap Ketut.
Harga Cabai Rawit Sempat Naik 52%
Sebelumnya diketahui, harga komoditas hortikultura ini sempat meroket imbas musim penghujan yang membuat intensitas petikan petani cabai tidak sama seperti kondisi normal.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga cabai rawit pada pekan ketiga Desember 2025 meningkat 52,86% dibandingkan November 2025. Di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan harganya tembus Rp200.000/kg. Harga cabai rawit mengalami lonjakan tajam dibandingkan bulan sebelumnya dan telah melampaui HAP.
"Ini mengalami kenaikan sampai dengan 52,86% dibandingkan November 2025 dan harganya sudah di atas HAP. Harga tertinggi terjadi di Kabupaten Nduga yang mencapai Rp200.000/kg,” kata Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Ponco Adi dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi 2025 secara daring, Senin (22/12/2025).
Selain Kabupaten Nduga, harga cabai rawit juga tercatat tinggi di Kabupaten Paniai senilai Rp176.000/kg, dan Kabupaten Intan Jaya sebesar Rp170.000/kg.
Bahkan, cabai rawit mengalami kenaikan indeks perubahan harga (IPH) di 76,67% wilayah di Indonesia. Data menunjukkan, rata-rata harga cabai rawit naik 52,86% dibandingkan November 2025 menjadi Rp66.841/kg.
Selain itu, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan Indeks Perubahan Harga (IPH) cabai rawit terus bertambah dari minggu ke minggu sepanjang Desember 2025.
Dia memerinci, dari 261 pada pekan pertama Desember 2025, naik menjadi 272 pada pekan kedua Desember, lalu menjadi 276 pada pekan ketiga Desember 2025.
“Untuk cabai rawit, baik level harga maupun perubahan harganya mengalami kenaikan yang cukup signifikan di bulan Desember ini,” ujarnya.
BPS juga mengingatkan potensi tekanan inflasi menjelang Nataru, seiring lonjakan harga sejumlah komoditas pangan strategis khususnya cabai rawit.
(ell)
































