Logo Bloomberg Technoz

Saham–saham Konsumen non primer, saham infrastruktur, dan saham teknologi menjadi pemberat laju IHSG dengan melemah mencapai 2,18%, 2,08% dan 2,05%.

Adapun saham Konsumen non primer yang terbenam di zona merah adalah, saham PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) ambles 9,84%, saham PT MD Entertainment Tbk (FILM) jatuh 9,81%. Saham PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI) drop 6,42%.

Senada, saham infrastruktur juga jatuh hingga menjadi pemberat IHSG, saham PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) terpeleset 9,09%, saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) kehilangan 8,65%. Saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) melemah 5,84%.

Saham-saham LQ45 juga terbenam dan bergerak pada teritori negatif i.a, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) drop 7,49%, saham PT Amman Mineral InternasionalTbk (AMMN) melemah 6,11%. Saham PT XLSmart Tbk (EXCL) terdepresiasi 4,16%.

Tren Bearish juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melemah 3,93%, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,91%, dan juga saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) merah 3,27%.

APBN Defisit Rp560 T per November 

Hari ini, Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan perkembangan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Hingga November 2025, APBN 2025 membukukan defisit, di mana capaian pendapatan negara senilai Rp2.351 triliun di kala realisasi belanja negara mencapai Rp2.911,8 triliun.

Alhasil, terjadi defisit sebesar Rp560,3 triliun yang setara 2,35% dari Produk Domestik Bruto (PDB) sampai dengan realisasi APBN per November.

Secara lebih detail, angka ini jauh lebih tinggi dibanding defisit APBN yang terjadi pada November 2024 yang terbilang hanya Rp402 triliun atau setara 1,82% terhadap PDB.

“Realisasi tersebut tercatat masih 84,6% dari outlook 2025 yang sebesar Rp662 triliun atau 2,78% terhadap PDB,” kata Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta, Kamis.

Defisit APBN terjadi karena total realisasi penerimaan negara lebih rendah dibanding realisasi belanja negara.

Terlebih lagi, Kementerian Keuangan melaporkan kinerja APBN untuk kedua kalinya tahun ini mengalami gali lubang tutup lubang. Pasalnya, Keseimbangan Primer per November 2025 tercatat mengalami defisit Rp82,2 triliun.

Padahal, keseimbangan primer pada periode yang sama tahun lalu mencatat surplus Rp46,9 triliun. Jika dibanding outlook 2025, kondisi Keseimbangan Primer saat ini tercatat 74,8% dari target yang defisit Rp109,9 triliun.

Adapun Bursa Saham Asia melaju bervariasi (mixed) pada perdagangan hari ini. Indeks FTSE KLCI Malaysia melejit 0,33%, Shanghai Composite melesat 0,16%, dan Hang Seng Hong Kong menguat 0,12%. Sementara itu, indeks Kospi drop 1,53%, NIKKEI 225 ambles 1,03%, dan Strait Times Singapore merah 0,11%.

(fad)

No more pages