Adapun ULN swasta tercatat sebesar US$ 190,7 miliar pada Oktober. Lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada September sebesar US$ 192,5 miliar.
"Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% yoy. Penurunan posisi ULN terjadi pada kelompok peminjam lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), yang masing-masing tercatat kontraksi sebesar 4,7% yoy dan 1,2% yoy," lanjut laporan BI.
Berdasarkan sektor ekonomi, posisi ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan & Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,9% terhadap total ULN swasta.
"Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 29,3% pada Oktober, serta dominasi ULN jangka panjang dengan pangsa 86,2% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," jelas laporan BI.
(aji)



























