Logo Bloomberg Technoz

Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga, namun tekanan muncul dari ketidakpastian arah komunikasi kebijakan (forward guidance). Jika The Fed memberi sinyal bahwa ruang penurunan suku bunga akan lebih sempit atau lebih lambat dari ekspektasi pasar, maka dolar bisa jadi akan menjadi primadona lagi. 

Menurut Jonathan Pingle, Ekonom Senior di UBS Investment Bank, sebagaimana dikutip Bloomberg News, adanya perbedaan suara di FOMC adalah hal yang wajar. Namun, menurutnya mayoritas anggota FOMC kemungkinan akan mendukung pemangkasan suku bunga sebanyak 25 basis poin bulan ini. 

Pingle menambahkan bahwa dinamika internal The Fed makin sensitif, bukan hanya terkait kebijakan suku bunga, tetapi terjait siapa yang akan menggantikan Jerome Powell ketika masa jabatannya selesai. 

Ketidakpastian politik moneter semacam ini membuat pasar cenderung berhati-hati dan rupiah bisa terkena imbasnya. 

Analisis Teknikal

Analisis Teknikal Rupiah Rabu 10 Desember 2025 (Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, diolah)

Secara teknikal nilai dengan perspektif harian (daily time frame), rupiah masih berisiko melemah. Target support terdekat adalah Rp16.680/US$. Support lanjutan ada di Rp16.700/US$.

Apabila kembali break kedua support tersebut, maka rupiah bisa melemah lagi menuju Rp16.750/US$. Support terjauh ada di Rp16.800/US$.

Jika rupiah justru menguat hari ini, maka target resistance yang menarik dicermati ada di kisaran Rp16.640-16.600/US$. Adapun rupiah sejatinya masih memiliki potensi penguatan dengan resistance potensial di level Rp16.550/US$.

- Dengan asistensi M Julian Fadli -

(riset/aji)

No more pages